Mohon tunggu...
Fanny ReizalQisthian
Fanny ReizalQisthian Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mengkritik untuk membangun, demi bangsa beradab

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kecemasan, Masalah Baru Saat Baca Berita Covid-19

1 April 2020   19:30 Diperbarui: 1 April 2020   19:29 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Idealnya kegiatan membaca informasi berita akan menambahkan wawasan baru dalam bertindak menentukan sikap. Tetapi, bisa juga berdampak sebaliknya, justru menimbulkan kecemasan. Terutama pada informasi bencana.

COVID-19 tengah menjadi bencana pandemik baru. Melanda berbagai negara sekitar seratus lima puluh di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Persebaran yang masif dan cepat membuat siapa saja takut tertular. Apalagi dimana pun media infomasi selalu memberitakan hal ini.

Berdasarkan data yang berkembang, kasus positif terinfeksi virus COVID-19 menunjukkan rata-rata lonjakan seratus per hari. Bahkan, hampir merata di seluruh bagian negara. Sejauh ini data tersebut masih menunjukkan kurva yang meningkat.

Namun yang harus disadari adalah wabah pandemik ini pasti akan menemukan titik terang jika ditangani dengan baik. Akan lebih baik lagi jika dicegah, bukan ditangani. Artinya persebaran virus ini bisa dihindari.

Dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada perkembangan, pencegahan, dan kebijakan pemerintah dalam penanganan wabah pandemik COVID-19 bisa mudah diakses.

Membaca informasi berita dilandasi sikap menyadari apabila berita bencana memungkinkan mempengaruhi psikis yang merujuk pada rasa cemas. Karena secara tidak sadar, semakin mengetahui terjadinya sebuah bencana.

Apalagi jika berada disekitar kita, maka jiwa akan merasa terancam. Hal inilah yang akan menimbulkan kecemasan atau Anxiety. Ini wajar jika terjadi.

Jika tidak dikendalikan dengan baik, kecemasan ini akan menimbulkan rasa panik. Kasus yang telah terjadi, diantaranya panic buying. Fenomena masyarakat berbondong-bondong membeli berbagai kebutuhan guna keperluan isolasi diri. Mulai dari kebutuhan pokok logistik hingga kesehatan.

Panic buying yang kemudian menyebabkan kelangkaan barang. Berbagai barang juga mengalami kenaikan harga. Ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dengan stok yang ada. Sehingga menimbulkan masalah ekonomi baru.

Masyarakat yang tergolong mampu akan cenderung membeli barang dalam jumlah banyak. Sedangkan yang berekonomi rendah akan kesulitan mencari. Karena hanya bisa berbelanja secara harian.

Kecemasan juga bisa berdampak pada kesehatan. Gangguan kecemasan juga berdampak pada fisik. Gejala awal ditunjukkan dengan jantung berdebar, pening, dan mual. Gejala itulah yang kemudian membuat susah tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun