Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sorga di Bawah Kaki Ibu ( 2 )

28 Juni 2022   01:49 Diperbarui: 28 Juni 2022   02:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rupanya ia sengaja diserahkan sendiri oleh ayahnya kepada kelompok triad yang berkuasa di situ sebagai jaminan. Sang ayah yang kalah dalam berjudi  tidak mampu membayar hutang. Ketimbang harus dipotong jari kelingkingnya ia lebih rela menyerahkan anak gadisnya ke situ dengan janji akan menebus dirinya dalam waktu satu bulan.

Namun bulan demi bulan berlalu, ayahnya tak kunjung datang untuk membebaskan dirinya dan membawanya pulang. Gadis itupun dipaksa bekerja menjadi penjaja rokok dan minuman sambil menunggu saatnya untuk dijual ke rumah bordil.

"Pak tua, maukah engkau kuajari supaya bisa menang?" Bisiknya sambil menarik jubah kakek. Wajahnya mencerminkan kesungguhan.

Setengah tak yakin kakek menyetujui tawaran tersebut dan membiarkan sang gadis memandu dirinya.

Maka mengikuti bisikan maupun isyarat gerakan tangan kakek memulai petualangannya di meja rolet. Dengan patuh diikutinya petunjuk gadis itu, kapan harus memasang angka besar, kecil,  hitam, merah atau hijau. Acap kali ia juga disuruh pindah ke meja lain.

Lewat pengamatannya yang cerdik selama beberapa bulan gadis itu bisa mempelajari perputaran bola rolet dan siklus kemenangan angka tertentu. Ilmunya kini digunakan untuk menggiring kakekku meraup uang di meja judi.

Empat hari kemudian kakek berhasil mengumpulkan 13500 Hongkong Dolar. Yang sepuluh ribu ia gunakan untuk menebus sang gadis dari tangan pimpinan triad. Sisanya dipakainya membeli dokumen dan tambahan tiket kapal agar bisa membawanya pulang ke Indonesia.

Saat itu ayahku sudah berumur 21 tahun. Cukup umur untuk menikah. Sayang karena sifatnya yang pemalu ia belum juga ketemu jodoh.
Kakek lalu menikahkan putranya dengan gadis itu.

                                                                  ***

Lima hari setelah kepergiannya aku berusaha menelusuri keberadaan ibu dengan mengunjungi pasar malam di Kebon Dalem. Tempat ia menghabiskan hampir setiap malamnya selama tiga bulan terakhir untuk main judi KIM.
Kulakukan itu sepulang dari sekolah. Namun yang kutemukan adalah lapangan kosong dengan jejak-jejak bekas tenda, rerumputan rusak bercampur lumpur dan tanah liat.

Menurut penduduk sekitar pasar malam itu bubar hari Senin lalu. Pindah ke daerah Indramayu. Harinya bersamaan dengan minggatnya ibuku dari rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun