Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Smart Working ala Digital Nomad, Menggabungkan Fleksibilitas dan Produktivitas

10 Maret 2025   21:40 Diperbarui: 11 Maret 2025   07:00 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (Sumber: Pexels.com/airamdphoto)

Di zaman serba digital ini, banyak hal yang berubah, termasuk cara kita bekerja. Salah satu fenomena yang kini sedang naik daun adalah smart working ala digital nomad. 

Coba bayangkan bisa bekerja dari mana saja: kafe, pantai, atau bahkan sambil trekking di pegunungan (asalkan ada Wi-Fi). Terdengar menyenangkan, bukan? 

Tapi, di balik kebebasan itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi: bagaimana tetap produktif di tengah segala godaan. 

Nah, di artikel ini bakal dibahas bagaimana smart working ala digital nomad bisa jadi solusi untuk menggabungkan fleksibilitas dan produktivitas.

Fleksibilitas: Kerja di Mana Aja, Bukan Cuma Mimpi

Fleksibilitas adalah alasan utama kenapa banyak orang tertarik untuk jadi digital nomad. Bayangkan, nggak ada lagi terjebak di jam kerja yang kaku, nggak ada lagi harus duduk berjam-jam di kursi kantor yang bikin pegal. 

Dengan smart working, pekerjaan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Bisa jadi sambil menikmati secangkir kopi di kafe pinggir jalan, atau dengan latar belakang laut biru yang memukau di Bali. 

Asyiknya, teknologi sekarang memungkinkan semua itu terjadi---dari koneksi internet yang makin cepat, aplikasi kerja yang makin canggih, hingga perangkat yang makin portable.

Fleksibilitas yang ditawarkan oleh gaya hidup digital nomad ini membuka banyak peluang baru. Bayangkan bisa tinggal di luar negeri, bekerja dari tempat yang beda setiap bulannya, atau bahkan mengeksplorasi tempat-tempat eksotis yang sebelumnya cuma ada di mimpi. Hidup jadi terasa lebih berwarna dan penuh pengalaman baru. Gak perlu lagi merasa terjebak di satu tempat, karena dunia adalah kantor, dan kantor adalah dunia. Dengan begitu, pekerjaan jadi nggak hanya soal rutinitas, tapi juga soal petualangan yang mengasyikkan.

Namun, fleksibilitas ini nggak selalu datang tanpa tantangan. Justru, kebebasan bisa jadi bumerang kalau nggak dikelola dengan baik. Tanpa jam kerja yang tetap, bisa jadi malah pekerjaan jadi menumpuk atau terabaikan. Tanpa disiplin, pekerjaan bisa jadi semacam hantu yang selalu mengejar, dan hidup jadi nggak balance. Jadi, meski fleksibilitas itu menyenangkan, butuh kedisiplinan dalam pengaturan waktu supaya pekerjaan tetap jalan tanpa mengorbankan kebahagiaan

Produktivitas: Fleksibel Tapi Tetap Kejar Deadline

Gambar Ilustrasi. (Sumber: pexels.com/Lisa)
Gambar Ilustrasi. (Sumber: pexels.com/Lisa)
Fleksibilitas memang asyik, tapi tanpa produktivitas, hidup digital nomad bisa jadi cuma ilusi. Kerja dari tempat keren, dengan latar belakang pemandangan indah, nggak berarti bisa leha-leha sepanjang hari. 

Semua orang yang memilih menjadi digital nomad tahu betul kalau kerja tetap harus selesai---dan tepat waktu. Kalau tidak, kebebasan itu cuma jadi gangguan. Nah, di sinilah smart working berperan penting, karena meskipun bebas di lokasi, hasil kerja tetap harus maksimal.
Untuk bisa tetap produktif, digital nomad sering mengandalkan berbagai metode manajemen waktu yang canggih. Misalnya, teknik time blocking, di mana waktu kerja dibagi-bagi dalam sesi-sesi fokus yang terjadwal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun