Mentari pagi bersinar melewati celah jendela kamar seorang anak bernama Viona, dia adalah anak tunggal keluarga Brawijiya. Hidupnya bergelimpang harta, semuanya tercukupi tapi tidak dengan kasih sayang kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, bahkan Viona hanya akan bertemu kedua orang tuanya setidaknya sebulan sekali.
Viona memang memiliki keinginan untuk kehidupan yang mewah, namun dia tak pernah berharap jika orang tuanya akan mengabaikannya atau sesibuk ini.
Viona hanya hidup sendiri dirumah yang begitu besar ditemani 10 orang pembantu dan 15 orang satpam yang berjaga didepan rumahnya.
Viona perlahan membuka kedua matanya dan melihat begitu banyak kado di kamarnya. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunnya tepat ke 17 tahun. Hadiah yang paling diinginkannya adalah kedua orang tuanya hadir menemaninya saat pesta ulang tahun dan saat Vionna meniup lilinnya.
Kediaman keluarga Brawijaya disibukkan dengan pesta perayaan ulang tahun untuk anak semata wayang mereka. Rumah didekorasi dengan sangat indah, banyak makanan, dan tentunya hadiah untuk putri semata wayang keluarga Brawijaya.Nantinya akan ada banyak tamu yang datang, termasuk teman sekolah Viona. Tak lupa juga kolega bisnis dari tuan dan nyonya Brawijaya.
Viona turun dari lantai dua dengan menggunakan gaun yang begitu cantik, didampingi nyonya Venna Brawijaya dan Tuan Brawijaya.
Semua tamu undangan terpaku dengan pesona anak semata wayang keluarga Brawijaya.
Viona tampak begitu cantik, wajahnya meniru tuan Brawijaya, tak lupa matanya yang sangat indah diturunkan dari mata sang ibu, yaitu nyonya Brawijaya.
"Tiup lilinnya sayang, sebelum meniup lilinnya ucapkan doamu terlebih dahulu"ucap tuan Brawijaya
Viona merapalkan doa, "aku berharap di usiaku yang ke 17 tahun ini, aku akan selalu bahagia bersama mama dan papaku, dan aku berharap mereka akan memiliki waktu untukku. Aku tak pernah berharap apapun kecuali mama dan papa berada disisiku untuk menemaniku. Hanya itu tuhan harapanku, tolong kabulkan" kemudian Viona meniup lilin nya.
Tuan dan Nyonya Brawijaya terpaku mendengar doa anak kesayangannya, mereka sadar bahwa mereka tak pernah sekalipun ada untuk anaknya disaat anaknya membutuhkannya. Mereka sadar bahwa ada yang lebih membutuhkan mereka. Ya, Viona Brawijaya anak nya membutuhkan mereka untuk menemani dan selalu berada disamping nya.