Mohon tunggu...
Fandi Dama
Fandi Dama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Palawan Tanpa Pambri

11 April 2019   06:12 Diperbarui: 11 April 2019   06:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ke 4- Tanggal ke 11- Bulan ke 4- Tahun 94, di sebuah pulau kecil di paling selatan di desa terpencil seorang ibu berjuang  mempertaruhkan nyawanya antara mati dan hidup, untuk menyelamatkan seorang anak laki- laki dari kandungannya. Ibu ini berjuang menjaga dan melindunginya selama 9 bulan-10 hari dalam kandungannya, di pondok yang sederhana yg di bangun oleh sang ayah agar anak laki- lakinya yg di lahirkan bisa di lindunginya dari terik panas dan dinginnya hujan. 

Pertarungan sang ibu akhir mendapatkan hasil bagitu luar biasa kini sang putranya telah lahir dengan selemat, sang ayah melihat sang putranya telah lahir ucapan syukur kapada sang pencipta tak henti-hentinya, sang ibu dan sang ayah berjuang bersama tidak mengenal lelah baik itu pagi, siang, sore dan malam mereka trus berjuang agar sang putra ini bisa bertumbu dengan baik. 

Sang ayah menyadap Lontar, melaut, berkebun semuanya di lakukan untk sang putranya, demikian juga sang ibu, menyusui, merawat, memasak, mencuci agar sang putranya mendapatkan pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Kasih sayang yg di brikan sang ayah dan sang ibu tidak terbatas. Kini sang putra sudah mulai berajak dari bayi manjadi ank2 dan kini menjadi sosok seorang dewasa dibrikan study yg layak, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. 

Sang ayah dan sang ibu begitu mengasihinya lebih dari diri mereka, sang putra tau dan sadar semuanya yg ia trima selama ini karena pengorbanan sang ayah dan sang ibu. Sang putrapun mulai desawa dari hari ke hari ia melihat ke orang tuanya tidak sekuat dulu lagi kulit banyak yang sdh berkeriput, gigipun mulai satu demi satu menghilang tubuh yg begitu kokoh kini mulai melemah, tidak sekuat dulu, sang putra mulai berjuang dari hari ke hari agar menolong ke 2 orang tuanya.

 Sang anakpun sadar sampai kapanpun tidak dpt membalas kasih sang sang ayah dan sang ibu, tapi sang anak akan berjuang untuk memberikan apa yang menjadi hak sang orang tua. Bagi sang anak merekalah harta yang paling berharga yang Tuhan titipan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun