Mohon tunggu...
Fandy Arrifqi
Fandy Arrifqi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Sedang berusaha menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Melawan Komunisme

7 Februari 2019   17:14 Diperbarui: 29 November 2021   11:49 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah hampir 55 tahun semenjak pembersihan besar-besaran terhadap Partai Komunis Indonesia beserta basis massanya. Tapi, "hantu-hantu" komunis tetap meneror kita sampai saat ini. Tanpa memiliki basis massa, komunis berhasil membuat kita takut dan bersikap paranoid. Berbagai cara sudah kita lakukan untuk melawan "hantu-hantu" ini, tapi, tetap tidak berhasil. Apa yang salah dari strategi kita ?

Pertama, kita harus mengevaluasi terlebih dahulu kesalahan dan kekurangan dari strategi lama kita. Strategi yang kita terapkan saat ini adalah dengan membangkitkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran dan kebangkitan ideologi komunisme. Dengan begitu, rasa takut masyarakat akan semakin meningkat seiring dengan naiknya tingkat kewaspadaan masyarakat. Rasa takut yang berkelanjutan inilah yang memelihara terror dari "hantu" komunis.

Strategi lain yang kita terapkan adalah dengan menghambat dan menghentikan penyebaran ideologi komunisme. Strategi ini diterapkan dengan cara menyita buku-buku tentang komunisme dan membubarkan forum diskusi yang membahas tentang komunisme. Dengan cara ini, diharapkan masyarakat tidak akan terpapar dan mengetahui tentang ideologi komunisme.

Kedua strategi yang telah kita terapkan itu sangatlah tidak efektif. Hal ini dapat dilihat dari masih eksisnya terror-teror dan ketakutan terhadap "hantu-hantu" komunis. Dengan disitanya buku-buku tentang komunisme dan dibubarkannya forum diskusi mengenai komunisme akan menyebabkan ketidaktahuan masyarakat mengenai ideologi komunisme yang sesungguhnya. Tanpa adanya ilmu mengenai komunisme, masyarakat sekarang seakan-akan sedang dalam kegelapan sebagaimana kata pepatah Arab, ilmu adalah cahaya. Kita seakan-seakan sedang berperang dalam kegelapan!

Dan dalam gelap itulah "hantu-hantu" bermunculan. Karena tidak bisa melihat apa-apa, insting paranoid manusia akan muncul dan menciptakan imajinasi "hantu" yang meneror. Kita seakan-akan meyakini bahwa disekitar kita pasti ada "hantu-hantu" itu. Karena kita tidak ingin untuk menerangi ruang gelap itulah yang membuat rasa takut kita akan terror komunisme tetap hidup.

Maka dari itu, strategi kita harus diubah. Kita haruslah menerangi ruang gelap itu supaya kita dapat dengan jelas siapa musuh kita. Cara yang harus kita lakukan untuk menerangi ruang gelap itu adalah dengan menggunakan cahaya ilmu. Kita haruslah mempelajari secara mendalam mengenai ideologi komunisme karena hanya inilah satu-satunya cara kita untuk menerangi ruang gelap itu.

Tapi, adakah keinginan kita untuk menerangi ruang gelap itu ? Jika kita melihat fenomena penyitaan buku-buku kiri dan pembubaran forum diskusi, maka jawabannya adalah tidak. Kita membiarkan diri kita dalam gelap dan dihantui teror-teror "hantu" komunis. Kalau ingin menyalahkan atas kebangkitan komunisme dan PKI, maka yang harus disalahkan adalah diri kita sendiri. Kitalah yang terus-menerus menghidupi isu-isu kebangkitan PKI tanpa pernah melihat bentuk konkret dari kebangkitan PKI itu sendiri. Bagaimana mau melihat, toh, kita membiarkan diri kita berada dalam kegelapan tanpa adanya cahaya ilmu.

Maka dari itu, satu-satunya cara untuk melawan ideologi komunisme adalah dengan mempelajarinya. Marilah kita bersama-sama membaca karya-karya Karl Marx seperti Prinsip-prinsip Komunisme, Manifesto Partai Komunis, dan Das Kapital. Begitu juga dengan membaca karya-karya petinggi-petinggi PKI. Setelah itu, mari kita diskusikan bersama-sama untuk melihat dengan jelas apa kelebihan dan kekurangan dari ideologi komunisme ini dan bagaimana cara kita melawan sisi negatifnya. Dengan cara inilah kita akan terbebas dari terror-teror "hantu" komunisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun