Mohon tunggu...
Fandi Umar
Fandi Umar Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Gondrong Usang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bersama Ribuan Cemas: Ibu Sujud Berdoa

14 Februari 2021   03:43 Diperbarui: 14 Februari 2021   04:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puan aku tak mengerti apa yang ada di pikiranmu
Kau membeku dalam sebuah lukisan
Kau biarkan tubuhmu telanjang di depan para pria
Entah depresi atau apa namanya

Kau pernah dimanja-manja ayah sebelum ia tutup usia
Apakah kau mencari nyaman yang sama?
Atau jangan-jangan, kau hanya sangat ingin mengulang kenikmatan disetiap kecupan yang kau lewatkan

Puan aku tak pernah ingin melihat kesedihan di wajahmu yang kemerah-merahan
Buanglah segala kesedihamu
Berkemaslah dan pulang pada ibu yang sedang menanggung rindu.

Jangan sampai kau terlampau jauh berkelana
Ibu berhari-hari menunggu
sendiri menantimu di teras rumah
Seperti menunggu peluk dari kekasih yang telah lama tiada, di sana bersama ribuan cemas ia sujud berdoa.

Manado, 5 Februari 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun