Mohon tunggu...
Farhan Abdul Majiid
Farhan Abdul Majiid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Alumnus Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia | Alumnus SMA Pesantren Unggul Al Bayan | Penikmat Isu Ekonomi Politik Internasional, Lingkungan Hidup, dan Kajian Islam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Terpilihnya (kembali) Erdogan

26 Juni 2018   11:24 Diperbarui: 26 Juni 2018   11:31 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, Turki baru saja menyelenggarakan pemilu presiden pertama, sejak negara itu mengganti sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial. Bergantinya sistem ini merupakan dampak dari kudeta gagal tahun lalu yang kemudian mendorong untuk penguatan presiden sebagai kepala negara dan pelemahan parlemen, demi stabilitas.

Tapi, sekalipun Erdogan menjadi Presiden "pertama" Turki, tidak ada yang spesial dari pemilihan ini. Erdogan sendiri sudah menjadi figur yang dominan di Turki dalam belasan tahun terakhir, dengan jabatan sebelumnya pun sebagai Perdana Menteri (dalam sistem parlementer).

Terpilihnya Erdogan sebagai presiden pun, akan langsung menghadapi berbagai tantangan yang Turki hadapi. Pertama, skeptisisme dari negara Barat atas hasil pemilu. Para analis dari Barat menduga bahwa terpilihnya Erdogan sebagai presiden merupakan kemunduran bagi demokrasi di Turki, karena ketiadaan suksesi kepemimpinan dan besarnya kekuatan yang dimiliki oleh presiden dalam sistem presidensial yang baru. Mereka juga menyoroti sikap represif Erdogan kepada kelompok oposisi.

Kedua, Turki saat ini sedang menghadapi pelemahan perekonomian yang cukup parah. Nilai Lira jatuh, pertumbuhan ekonomi melambat, dan hutang yang melambung. Kondisi ekonomi Turki di tahun ini disebut-sebut menjadi salah satu yang terparah di antara negara berkembang lain. Padahal, keterlibatan Turki dalam berbagai konflik di Timur Tengah dapat dipastikan akan menambah beban anggaran pemerintah.

Sumber: Anadolu Agency
Sumber: Anadolu Agency
Ketiga, posisi Turki di dalam konflik Timur Tengah. Turki merupakan salah satu pemain kunci dalam masalah keamanan di kawasan Timur Tengah. Khususnya, terkait dengan masalah orang-orang Kurdi dan geopolitik dalam perang di Suriah. 

Apalagi, Turki perlu menunjukkan sikap yang lebih tegas dalam isu Israel-Palestina. Selama ini, Erdogan memang menyuarakan dukungan yang besar terhadap Palestina. Namun di sisi lain, Turki juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dan memiliki hubungan dagang yang nilainya juga cukup besar.

Keempat, mengenai kelanjutan Turki dalam keinginannya untuk bergabung ke Uni Eropa. Dalam beberapa dekade, memang terlihat keinginan dari Turki untuk bergabung ke Uni Eropa. Alasan utamanya, potensi keuntungan ekonomi yang didapat jika bergabung dengan Uni Eropa. Walaupun, dari para pemimpin Eropa sendiri terlihat kurang merestui hal ini. Erdogan sendiri pun terlihat tidak terlalu antusias untuk menseriusi kelanjutan dari keinginan ini.

Pada akhirnya, kita tetap memberikan selamat kepada Turki atas terpilihnya "kembali" Erdogan dalam pemilu kemarin. Semoga, ia bisa menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi Turki. Plus, menyiapkan regenerasi kepemimpinan bagi Turki. Sebab, kepemimpinan yang baik adalah yang mampu menyiapkan gemerasi penerus yang bisa melanjutkan keberhasilan yang telah ia bangun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun