Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Refleksi Pakistan atas Konflik Israel-Palestina: Antara Ancaman, Identitas, dan Kesiagaan

20 Mei 2025   19:55 Diperbarui: 20 Mei 2025   18:06 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat tempur (Sumber gambar: Meta AI)

Jika tragedi Gaza terus dibiarkan, maka skema penindasan serupa bisa jadi akan diadopsi di mana-mana---dan Pakistan menolak untuk jadi Palestina kedua

Pernyataan Jenderal Pakistan baru-baru ini yang menyebut "India bukan Israel, dan Pakistan bukan Palestina" bukan sekadar retorika nasionalistik. 

Ini adalah bentuk sinyal diplomatik dan militer yang menunjukkan bahwa Pakistan menyadari kemungkinan skenario penjajahan model "Israelisasi" oleh India, khususnya dalam konteks Kashmir.

Latar Historis: Mengapa Pernyataan Ini Muncul Sekarang?

*Konflik Berkepanjangan: 

Sejak pemisahan India-Pakistan tahun 1947, Kashmir telah menjadi wilayah yang disengketakan. 

India telah mencabut status otonomi Jammu-Kashmir pada 2019, yang oleh Pakistan dianggap bentuk kolonialisme baru.

*Model "Israelisasi": 

Dalam konteks ini, "Israelisasi" berarti pendudukan de facto dengan mengubah demografi, menindas hak politik warga lokal, dan menjadikan militer sebagai alat utama kontrol.

*Gaza sebagai Cermin: 

Gaza adalah gambaran hidup tentang apa yang terjadi bila wilayah dengan penduduk Muslim direduksi menjadi "wilayah teroris", lalu dikepung, dipreteli wilayahnya, dan akhirnya diluluhlantakkan atas nama "keamanan nasional".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun