Efisiensi anggaran seharusnya menjadi langkah positif untuk menyehatkan keuangan negara, tetapi jika dilakukan secara tidak adil, justru hanya memperparah ketimpangan
Efisiensi anggaran menjadi salah satu strategi pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Semua kementerian dan lembaga diwajibkan melakukan efisiensi, dengan dalih agar anggaran lebih tepat sasaran.Â
Namun, di saat yang sama, kita melihat kabinet yang semakin gemuk dan penambahan staf baru, seperti Deddy Corbuzier sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Di sisi lain, efisiensi ini juga dikaitkan dengan pendanaan program makan gratis, yang katanya bertujuan membantu masyarakat miskin. Tapi apakah kebijakan ini benar-benar efisien, atau justru hanya membebani negara tanpa perencanaan matang?
Alasan Efisiensi Anggaran
Efisiensi anggaran berarti mengurangi pengeluaran yang dianggap tidak prioritas agar dana bisa dialokasikan ke sektor yang lebih penting.Â
Dalam konteks Indonesia, efisiensi ini dilakukan dengan:
- Pemangkasan anggaran di berbagai kementerian dan lembaga.
- Pengurangan program-program yang dianggap tidak mendesak.
- Pengetatan belanja pegawai dan operasional pemerintahan.
Tetapi, yang menjadi kontroversi adalah efisiensi ini dilakukan di saat pemerintah justru menambah staf khusus, dan kebijakan besar seperti program makan gratis yang membutuhkan anggaran besar.Â