PKI memang telah mati tapi ideologi komunis tidak pernah mati, China yang berhaluan komunis membuktikannya dengan menjadi negara ekonomi terkuat nomor dua dunia setelah AmerikaÂ
Publik terhenyak. Beberapa waktu lalu Panglima TNI Andika Perkasa mengeluarkan pernyataan membolehkan anak anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) masuk menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kontan saja hal ini membuat masyarakat heboh, sebab PKI pernah menorehkan sejarah kelam dengan dua kali pemberontakan berdarahnya di Indonesia.
Bukan tanpa alasan jika masyarakat mengkhawatirkan hal tersebut, Â karena pembolehan dilakukan oleh seorang panglima tertinggi pemimpin pasukan bersenjata di negara ini, yang tentunya akan berkaitan dengan keamanan Indonesia.
Kecemasan menyeruak dari mereka yang pernah merasakan sendiri pahit getirnya perlakuan PKI, atau pun dari mereka yang tak mengalaminya sendiri, namun berdasar cerita dari pengalaman orangtua terdahulu, yang pastinya membangkitkan kekhawatiran mendalam tentang masa depan bangsa.
Pecahnya bangsa akibat sejarah kelam
Jika menengok kembali ke belakang tentang sejarah kelam terjadinya dua kali pemberontakan PKi di 1948 dan 1965, yang kesemuanya bertujuan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Maka akan mengakibatkan terpecahnya bangsa kita menjadi dua golongan:
Golongan hati-hati
Bagi mereka yang memahami sejarah, sudah pasti paham mengapa PKI menjadi torehan sejarah kelam di Indonesia. Sebagai partai terbesar di Indonesia kala itu, tentu saja memiliki tujuan yang terwujud dalam ideologi yang diusungnya, yakni komunis. Para petinggi PKI kala itu adalah didikan dari China ataupun Soviet, yang tentu saja berideologi komunis, jadi tidak mengherankan bila komunis mendarah daging.
Bukan rahasia lagi jika komunis memisahkan agama dari berbagai segi kehidupan, sebab agama dianggap candu, racun, sehingga harus dipisahkan dari pemerintahan. Tentu saja hal ini bertentangan dengan Indonesia yang menganut Pancasila, yang mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa dalam ideologinya.
Sehingga wajarlah bila golongan ini tidak menyetujui hidupnya kembali partai komunis di Indonesia, meskipun PKI telah resmi dilarang, namun kekhawatiran itu menyeruak bila ideologi ini diwariskan pada generasi penerusnya, yakni anak cucunya. Apalagi bila mereka diliputi oleh dendam lama, sebab dalam marah dan dendam, tentu saja yang salah akan terlihat benar, karena mata hati telah tertutup.Â
Bahkan yang menjadi kekhawatiran kedua adalah indikasi pergerakan bawah tanah, sepertinya tak ada lagi aroma ideologi komunis, namun diam-diam melakukan dan merencanakan dalam jangka panjang tentang hal tersebut, dengan kamuflase yang tidak pernah dapat diduga.