Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema Bekerja bagi Ibu Pekerja: Diam Ikhlas, Nangis, atau Ngamuk?

30 Desember 2021   13:58 Diperbarui: 1 Januari 2022   08:59 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dilema ibu pekerja.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ternyata menikah tidak cukup hanya bermodalkan cinta saja sebab seiring berjalannya waktu akan lahir anak-anak yang pastinya memerlukan sandang, pangan, papan, bahkan kebutuhan hidup lainnya

Bukan hal mudah bagi seorang wanita, di satu sisi mengurus rumah dan anak-anak, sementara di sisi lain juga harus bekerja. Meskipun selintas bukan kewajibannya untuk mencari nafkah, namun perkembangan dunia yang lebih membuka kesempatan luas pada wanita untuk bekerja, membuat pria kalah bersaing. Akibatnya bukan tidak mungkin lagi, jika kemudian kaum hawalah yang banting tulang memenuhi kebutuhan keluarga.

Terkadang ada sebagian wanita yang besar kepala dan sok kuasa karena menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga, sehingga kadang keharusan menghormati pasangan menjadi luntur dan terabaikan. Akibatnya, pernikahan yang pada awalnya diharapkan menjadi bahtera kehidupan bahagia, malah justru menjadi bumerang kecongkakan seorang istri.

Memang tak semua wanita besar kepala dengan perannya mencari nafkah, namun memang banyak dijumpai keadaan yang seperti itu, mengakibatkan rumah tangga yang sebelumnya indah menjadi membara bagai neraka. 

Bahkan terkadang hal itu tidak hanya dijumpai pada wanita bekerja, sebab ada juga wanita yang tak bekerja namun menunjukkan sikap arogan pada suaminya, bahkan berujung perselingkuhan. 

Seperti yang ramai diberitakan beberapa waktu lalu, saat seorang pengusaha wajan mati mengenaskan di tangan selingkuhan istrinya, yang tak lain karyawannya sendiri. Istrinya yang tak bekerja justru menjadi dalang pembunuhan karena terpikat 'berondong'.

Namun tak semua wanita memiliki kepribadian seperti itu, banyak juga wanita dengan kesetiaan tinggi rela bekerja membanting tulang demi menafkahi anak-anaknya, akibat kesempatan bekerja tak berpihak pada suaminya. 

Si Ibu bekerja keras dengan upah yang tak seberapa, bahkan sepulang ke rumah pun masih harus menangani pekerjaan tumah tangga lainnya. Tak ada keluhan, tak ada penyesalan, diam ikhlas menjalani hidup. 

Ibu Pekerja ikhlas yang langka

Wanita-wanita ikhlas yang sangat langka, sebuah keberuntungan bagi pria apabila bisa menjadi pendamping hidupnya. Segala sesuatu dilakukan demi kehidupan akhiratnya, ikhlas melakukan karena ia menganggap kehidupan saat ini hanyalah kehidupan duniawi. 

Jika pun miskin adalah miskin duniawi, berbakti dan ketaatan pada suami adalah yang utama, sebab ia berpikir bahwa tanggung jawab suaminya kelak di akhirat lebih berat, selain mempertanggungjawabkan perbuatannnya sendiri di hadapan Tuhan, juga harus mempertanggungjawabkan perbuatan istri dan anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun