Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse, Aji Mumpung Pelecehan Seksual bagi yang Berpikiran Kotor

25 Desember 2021   20:49 Diperbarui: 26 Desember 2021   10:20 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di metaverse, aksi pelecehan seksual juga bisa terjadi. Sumber: Getty Images via Kompas.com

Pada uji coba platform Metaverse beberapa waktu lalu di Amerika Serikat, salah seorang wanta pengguna menyatakan mengalami pelecehan seksual tanpa ada pihak  yang mencoba menghentikan.

Saat ini dunia sedang hiruk-pikuk bin heboh membahas tentang era Metaverse, sebuah perpaduan tekhnologi virtual dan reality. Sinyal perkembangan tekhnologi  menunjukkan perkembangan pesat yang digadang-gadang membuat setiap orang dapat melakukan apapun dengan hanya melalui cara virtual.

Metaverse menjadi perbincangan hangat banyak orang di seantero dunia setelah Mark Zuckerberg dalam pernyataan resminya menyebut akan merubah platform Facebooknya menjadi Metaverse.

Sebagai sebuah lompatan kemajuan besar tekhnologi di abad ini, tentu saja Metaverse diprediksi akan membuat kehidupan semakin praktis, sehingga orang tidak perlu buang waktu dan tenaga untuk bertemu dalam dunia nyata. Meskipun praktis dan ekonomis, namun disisi lain justru hal inilah yang menjadi biang keladi kesepian di masa depan akibat makin berkurangnya intensitas interaksi sosial.

Pelecehan seksual saat uji coba Metaverse

Seperti sebuah permainan game, makin lama makin mengalami kemajuan, sehingga terasa seilah-olah nyata. Demikian juga dengan tekhnologi Metaverse, akan membuat setiap orang masuk ke dalam kehidupan virtual yang solah-olah nyata melalui pernainan pikiran. Hal nyata ini yang dikhawatirkan akan lebih parah daripada pembullian di media sosial. 

Netizen melakukan bulli melalui kalimat-kalimat yang dishare sudah sangat menyakitkan dan melukai perasaan seseorang, apalagi jika kelak di dunia metaverse terjadi pembullian, yang dikhawatirkan akan lebih sadis sebab dapat menyentuh target, sehingga kekerasan fisik bisa saja mempengaruhi pikiran dalam dunia virtual, yang tentunya double menyakitkan dari hanya sekedar dibulli melalui kata-kata.

Hal itu bisa saja akan menjadi kenyataan, sebab pada uji coba platform Metaverse milik Meta  beberapa waktu lalu di Amerika Serikat, salah seorang wanta pengguna Horizon Worlds yang dilibatkan dalam uji coba menyatakan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari peserta lain. 

Perlakuan tidak menyenangkan yang membuatnya shock tersebut  berupa pelecehan seksual meraba  oleh avatar lain yang tak ia kenal, bahka yang lebih gila lagi ternyata bukan hanya dirinya yang mndapat perlakuan tesebut. Bahkan yang sangat disayangkan dari kejadian memalukan itu, tak ada pihak yang mencoba menghentikan pelecehan seksual dari avatar lain yang ia temui tersebut. Perilaku ini menunjukkan bahwa.dunia Metaverse telah mencuci habis pikiran manusia sehingga seakan-akan berada dalam dunia nyata

Meskipun pemilik perusahaan Metaverse menyebut telah meninjau insiden dugaan pelecehan seksual secara virtual, namun di sisi lain menyalahkan peserta wanta itu karena tidak menggunakan 'Safe Zone', fitur keselamatan yang telah tersemat dalam platform. Meta beralasan fitur ini mampu memblokir pengguna lain yang dirasa asing dan tidak dikenal, sehingga dapat berinteraksi dengan aman.

Dari kejadian di atas, tampak era Metaverse dapat memberi sinyal bahwa pembullian akan lebih terasa nyata terjadi. Sehingga diiperlukan kesiapan mental yang lebih kuat dan tingkat tinggi dibanding saat sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun