Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panti Jompo, Solusi atau Hukuman Mati?

6 November 2021   22:04 Diperbarui: 6 November 2021   22:11 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi orangtua lanjut usia (pic:  nursinghomeabuseinjurylaw.com)

Menitipkan orangtua ke panti jompo janganlah menjadi arena pembuangan tanpa beban, sebab tanpa jasa dan bantuan orangtua maka tidak akan ada generasi yang sekarang, bukankah generasi yang sekarang kelak akan menjadi orangtua lanjut usia yang tak berdaya juga?


Tak sedikit para orangtua merasa khawatir denga hari tuanya nanti, ketika telah tak produktif lagi untuk bekerja dan menghasilkan uang, sehingga digantikan oleh anak-anak yang beranjak dewasa dan sibuk bekerja.

Beragam bayangan mengerikan itu muncul sebab disaat anaknya sibuk bekerja, maka tidak ada waktu lagi merawat dan mengurus orangtua yang lemah tak berdaya, sehingga tidak akan disangsikan jika kemudian anak-anaknya menitipkannya ke rumah jompo, padahal bagi sebagian orangtua, hal itu sebagai sebuah kiamat, karena terpisahkan oleh jarak dan waktu bersama anak cucu.

Orangtua lanjut usia adalah beban?

Banyak anak-anak yang kemudian beranjak dewasa, berhasil mandiri, dan menghasilkan uang sendiri, memandang orangtuanya yang lemah dan sakit-sakitan di rumah sebagai beban. Apalagi kesibukannya yang sangat menyita waktu, berakibat tak telaten mengurus, terkadang bila uang berlebih dan penghasilan cukup, anak akan memanggil perawat pribadi untuk merawat orangtuanya di rumah, namun ketika anak tidak memiliki cukup uang untuk hal tersebut, maka solusi termudah adalah menitipkannya di panti jompo.

Mungkin bukan masalah besar jika memang faktor kesibukan dan tidak adanya penjagaan serta perawatan memadai di rumah sebagai alasan memindahkan orangtua ke rumah jompo. Namun akan sangat tragis apabila niat menitipkan ke panti jompo hanya sebagai arena kebebasan agar tak terbebani, hingga terkesan bukan menitipkan, namun membuang orangtua yang telah membesarkan dan merawatnya sejak kecil tanpa tedeng aling-aling.

Seperti ramai diperbincangkan masyarakat beberapa waktu lalu, seorang Ibu dititipkan di panti jompo oleh ketiga anaknya karena tak mampu merawat, bahkan menitipnya tanpa batas waktu, sampai nanti hingga kematiannya ke liang lahat. 

Sungguh tragis! Entah apa dosa dan kesalahan si Ibu saat merawat anaknya dahulu semasa kecil, hingga saat menjelang hari tuanya, bukannya kasih sayang dan balas budi yang didapat, namun justru sebuah peristiwa pembuangan. 

Apalagi kondisi panti jompo sangat mengenaskan, dengan kamar-kamar sempit, beserta pemandangan mengenaskan seorang lansia yang sedang duduk di bangku depan wisma dengan dikerubuti lalat. Sedih dan mengoyak nurani, sedemikian miskinkah seorang anak hingga lebih rela menitipkan Ibunya ke panti jompo daripada merawatnya?

Banyak bayangan ketakutan dan kengerian dari para orangtua seandainya kelak dititipkan ke panti jompo, sebab bagi mereka, panti jompo adalah sebuah tempat pembuangan bagi orang yang sudah tak berguna hingga tak disayangi lagi. Akibatnya orangtua dengan tingkat kecemasan tinggi seperti ini akan memerlakukan anak-anaknya dengan sangat keras baik secara fisik ataupun verbal, sebab dalam bayangannya, toh suatu hari nanti juga akan dbuang anaknya ke panti jompo.

Beda budaya beda perlakuan anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun