Di jaman serba sulit seperti selarang ini, jika iman tidak kuat, sementara kebutuhan duniawi mendesak, maka amburadul lah segala yang dipertahankan. Pada awal melakukan masih dipenuhi rasa bersalah, dan ketika dilakukannya terus menerus maka segalanya menjadi biasa, namun disaat ada jeda waktu berhenti melakukan, tak bisa dipungkiri, di saat itulah hati nuraninya pasti berbicara, meskipun dia berusaha melawan dan mengingkari.
Angan-angan yang terlampau tinggi
Setiap orang pasti memiliki keinginan dan harapan, namun jika kurang realistis maka akan menjadi musnah dan omong kosong. Pengaruh pergaulan dunia yang serba bebas sebab saat ini dunia cenderung menafikkan Tuhan, membuat segalanya serba boleh.Â
Pengorbanan  tak sepadan akibat propaganda
Banyaknya propaganda-propaganda manis pernikahan sesama jenis. Mungkin memang bisa diwujudkan, namun apa tujuan pernikahan tersebut? Seperti pernikahan berbeda jenis yang dipenuhi kerumitan hidup, pastilah juga pernikahan sejenis akan diliputi suasana seperti itu, manis pada awalnya, namun setelah sekian waktu akan diliputi kebosanan, pengkhianatan, dan perselingkuhan.
Akan sangat melelahkan menjadi sosok yang berbeda dari sosok asli, mungkin di awal pernikahan bisa terjadi, namun di hari-hari selanjutnya, ada kebosanan dan kelelahan sehingga sulit mewujudkannya.Â
Misalnya bagi transgender saat memulai hidup baru akan tampil cantik sempurna layaknya wanita, tapi hal ini akan berlangsung beberapa lama?
Apakah saat bangun dari tempat tidur  bisa hidup dalam polesan kepalsuan terus menerus? Pengorbanan besar yang dlakukan sepadankah dengan perlakuan jika tampil apa adanya sebagai laki-laki?Â
Suntik silikon pada dada, operasi jakun, mati-matian diet agar tetap langsing bak wanita, bahkan operasi kelamin yang berujung pada pendarahan beberapa waktu, mungkin memang segalanya menjadi sempurna saat yang diinginkan terwujud, tapi bagaimana bila tiba-tiba kemiskinan melanda, tak ada biaya lagi untuk ini-itu, keadaan berubah, akankah keindahan dan kesempurnaan yang diimpikan akan terwujud?Â
Masih bersediakah pasangan menerima penampilan apa adanya dengan kaki yang berbulu lebat, suara besar, dan segala keaslian lain tanpa polesan ataupun operasi?
Apalagi sudah pasti tak bisa memiliki keturunan, meskipun solusi yang ditawarkan anak adopsi, perlu sebuah komitmen besar untuk mendidiknya, agar kelak dia tidak menjadi penentang, karena ketidakmampuan menerima keadaan orangtua yang membesarkannya.