Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merubah Gender, Sedemikian Pentingkah?

21 September 2021   20:18 Diperbarui: 21 September 2021   20:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi dilema (pic: raisingchildren.net.au)

Di jaman serba sulit seperti selarang ini, jika iman tidak kuat, sementara kebutuhan duniawi mendesak, maka amburadul lah segala yang dipertahankan. Pada awal melakukan masih dipenuhi rasa bersalah, dan ketika dilakukannya terus menerus maka segalanya menjadi biasa, namun disaat ada jeda waktu berhenti melakukan, tak bisa dipungkiri, di saat itulah hati nuraninya pasti berbicara, meskipun dia berusaha melawan dan mengingkari.

Angan-angan yang terlampau tinggi

Setiap orang pasti memiliki keinginan dan harapan, namun jika kurang realistis maka akan menjadi musnah dan omong kosong. Pengaruh pergaulan dunia yang serba bebas sebab saat ini dunia cenderung menafikkan Tuhan, membuat segalanya serba boleh. 

Pengorbanan  tak sepadan akibat propaganda

Banyaknya propaganda-propaganda manis pernikahan sesama jenis. Mungkin memang bisa diwujudkan, namun apa tujuan pernikahan tersebut? Seperti pernikahan berbeda jenis yang dipenuhi kerumitan hidup, pastilah juga pernikahan sejenis akan diliputi suasana seperti itu, manis pada awalnya, namun setelah sekian waktu akan diliputi kebosanan, pengkhianatan, dan perselingkuhan.

Akan sangat melelahkan menjadi sosok yang berbeda dari sosok asli, mungkin di awal pernikahan bisa terjadi, namun di hari-hari selanjutnya, ada kebosanan dan kelelahan sehingga sulit mewujudkannya. 

Misalnya bagi transgender saat memulai hidup baru akan tampil cantik sempurna layaknya wanita, tapi hal ini akan berlangsung beberapa lama?

Apakah saat bangun dari tempat tidur  bisa hidup dalam polesan kepalsuan terus menerus? Pengorbanan besar yang dlakukan sepadankah dengan perlakuan jika tampil apa adanya sebagai laki-laki? 

Suntik silikon pada dada, operasi jakun, mati-matian diet agar tetap langsing bak wanita, bahkan operasi kelamin yang berujung pada pendarahan beberapa waktu, mungkin memang segalanya menjadi sempurna saat yang diinginkan terwujud, tapi bagaimana bila tiba-tiba kemiskinan melanda, tak ada biaya lagi untuk ini-itu, keadaan berubah, akankah keindahan dan kesempurnaan yang diimpikan akan terwujud? 

Masih bersediakah pasangan menerima penampilan apa adanya dengan kaki yang berbulu lebat, suara besar, dan segala keaslian lain tanpa polesan ataupun operasi?

Apalagi sudah pasti tak bisa memiliki keturunan, meskipun solusi yang ditawarkan anak adopsi, perlu sebuah komitmen besar untuk mendidiknya, agar kelak dia tidak menjadi penentang, karena ketidakmampuan menerima keadaan orangtua yang membesarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun