Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merubah Gender, Sedemikian Pentingkah?

21 September 2021   20:18 Diperbarui: 21 September 2021   20:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi dilema (pic: raisingchildren.net.au)

Benarkah Tuhan sedemikian bodoh hingga salah menentukan jenis kelamin? Jikalau pun salah, pasti ada tujuan di balik semua itu, yaitu ujian dan cobaan sebelum menuju pertanggungjawaban di hari akhir

Di zaman sekarang ini, seseorang yang merubah gendernya sudah bukan hal mengherankan lagi. Bukan hanya di luar negeri, bahkan di Indonesia jamak kita jumpai hal tersebut. Namun di balik keputusan nekat itu, benarkah sedemikian mendesak?

Sebagaimana kita ketahui, bahkan di dalam kitab suci apapun, terang sekali firman Tuhan menyebut bahwa gender terbagi menjadi dua, yakni laki-laki dan perempuan. 

Jika kemudian ada istilah yang mengarah ke gender yang baru, sebetulnya hal itu hanyalah sebutan yang dibuat oleh manusia, karena istilah tersebut pasti condong ke salah satu gender yang digariskan Tuhan. 

Misal yang disebut waria, sudah pasti laki-laki namun cenderung bertingkah laku seperti wanita, ataupun sebaliknya jika seorang perempuan yang cenderung perkasa, pasti pola tingkah lakunya mengarah menjadi seperti pria. Jadi kalau kita dalami lebih lanjut, tetap saja gender itu mengarah ke laki-laki dan perempuan.

Namun karena perilaku menyukai sesama jenis dianggap tidak sewajarnya, melanggar norma-norma yang telah digariskan, terutama norma agama sebagai kepatutan yang digariskan Tuhan, maka perilaku tersebut sering dianggap menyimpang dari kewajaran.

Faktor penyebab perilaku menyimpang

Mengapa bisa terjadi perilaku menyimpang dan tidak sewajarnya?

Kesalahan pergaulan semasa kecil

Mungkin sewaktu kecil dia telah diperkenalkan oleh orangtuanya dengan pergaulan yang berbeda, sehingga dia bisa jadi merasa tidak nyaman dengan pergaulan itu, atau malah tertekan, sehingga ketika dewasa dia memiliki kecenderungan fantasi ketertarikan pada yang dianggapnya sebagai wujud kemerdekaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun