Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cancel Culture, Bukan Artisnya, tapi Perilaku Amoralnya

11 September 2021   09:11 Diperbarui: 11 September 2021   09:16 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi amoral (pic: the companion.in)

Demikian juga yang terjadi pada Saipul Jamil, meskpun telah bebas dari penjara, belum membuktikan waktu tobatnya. Jika sudah dielu-elukan bak pahlawan, maka patut dipertanyakan sikap moral mereka yang mengelu-elukan. Mungkin mereka tak memahami perilaku amoral, atau ada tujuan eknomi di balik semuanya, seperti agar diliput media massa supaya ikut terkenal. 

Bahkan stasiun-stasiun televisi yang antusias mengundangnya untuk wawancara, sudah pasti bisa ditebak motif eknomi dari semua itu, karena bila sebuah peristiwa menjadi perhatian masyarakat, maka iklannya bejibun karena ratingnya tinggi. Makin jelas tujuan stasiun-stasiun televisi dan para simpatisan itu, mencari perhatian demi mendatangkan nilai materi!.

Menyikapi hal hal seperti itu, sebaiknya kita bersikap bijak, sebab jika makin emosi, maka akan makin menaikkan pamor si tokoh amoral, karena rating makin berkibar. Lagipula apa hebatnya dia sih, bukankah masih banyak penyanyi-penyenyi atau selebritis lain yang tidak terlilit kasus seperti dia, bahkan bersih dari kasus? Sekali lagi masalahnya hanya mencari perhatian demi nebeng terkenal dan masalah materi.

Ibarat gosip, kelakuan amoral dan tidak patut dari para artis makin digosok makin sip, makin banyak yang membicarakan maka makin menjadi trending topic. Jadi apa yang harus kita lakukan tatkala menjumpai hal itu? Bisa dengan membuat petisi penolakan, bukan penolakan artisnya, tapi penolakan kelakuannya di masa lalu yang amoral. Cuekin, jangan pedulikan, jangan dengar, jangan tonton, jangan lihat! Lama lama juga tenggelam sendiri.

Para penjahat amoral perlu waktu tobat yang panjang untuk membuktikan bahwa mereka telah bersih. Dan dari sekian banyak pengelu-elunya sudah pasti bukan korban pelecehannya di masa lalu, dan bisa jadi tidak pernah mempunyai keluarga yang pernah dilecehkan, maka tidak heran bila mereka menganggap enteng masalah itu. Padahal jika berkaitan, maka sudah pasti akan merasa jijik, benci, emosi, serta dipenuhi kemarahan dendam kesumat.

Ketika mantan narapidana amoral disanjung-sanjung saat keluar dari penjara, maka akan terjadi hal bias dalam masyarakat, sebab hal buruk yang pernah dilakukan tertutup oleh hiruk pikuk sambutan bak pahlawan. 

Lalu bagaimana nasib para bocah yang pernah dilecehkannya, bisa jadi mereka jadi malu, minder, merasa dipojokkan, sebab pelaku pelecehan justru menjadi pahlawan. Pahlawan di bidang apa? Tidak melawan penjajahan amoral, malah menjajah bangsanya sendiri dengan pelecehan seksual, jadi dimana sisi pahlawannya? Demi tujuan apa kemeriahan sambutannya? jika yang dimaksudkan adalah sambutan kemeriahan atas tobatnya karena telah menjalani hukuman, maka tunggu dulu! Sebab diperlukan waktu untuk membuktikannya..

Tanpa harus negative thinking, sebab siapa tahu mereka benar-benar akan bertobat, namun waktu yang akan membuktikan, bukannya hiruk pikuk sambutan bak pahlawan kesiangan bolong yang tidak jelas juntrung kepahlawanannya!

Marilah tidak asal ikut-ikutan memuja-muja, buktikan dan selidiki dulu benarkah pertobatannya. Jangan hanya gara-gara kecintaan yang membabi buta, justru nilai moral, norma, dan aturan dikorbankan. 

Indonesia masih negara beradab, mengedepankan budaya timur dan menjunjung tinggi nilai moral!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun