Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkah Kita Etis dan Manusiawi dalam Memperlakukan Hewan Kurban?

19 Juli 2021   14:03 Diperbarui: 19 Juli 2021   14:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi hewan kurban mengamuk (pic: kompas.com)

Rohmatan lil alamien sebagai kelembutan kasih sayang dan kemurahan kasih bagi seluruh alam, tidak hanya tertuju pada Tuhan dan sesama manusia, tetapi juga pada seluruh alam, termasuk hewan-hewan yang akan dikurbankan

Kemampuan berkorban pada Tuhan dengan mempersembahkan hewan-hewan terbaik sebagai hasil kerja keras dengan limpahan rejeki berlimpah dari-Nya merupakan satu hal yang patut disyukuri. Namun janganlah kemampuan yang terjadi atas ijin Tuhan ternodai dengan menelantarkan keadaan si hewan yang dikorbankan.

Perlu perlakuan manusiawi dengan mengistimewakan dan memperlakukan para hewan dengan spesial, sebab bukankah mereka juga rela berkorban demi keinginan kita mencari perhatian Tuhan?

Anda pasti pernah mendengar bagaimana mahalnya harga daging wagyu dari Jepang, sebab sesuai dengan apa yang dilakukan manusia pada hewan tersebut, diperlakukan dengan baik hingga dipijat. Perlakuan baik dari manusia membuat daging hewan menjadi empuk dan lezat, harganya melambung, yang ujung-ujungnya memberi keuntungan pada manusia bersangkutan. 

Demikian juga dengan hewan kurban, perlakuan dan kasih sayang kita padanya akan makin meningkatkan nilai ibadah kita pada Tuhan, sebab kita menambah porsi ibadah bukan hanya dengan mengorbankan uang untuk membeli hewan kurban, tapi juga  meluangkan waktu memperhatikan dan mengasihinya.

Penyebab hewan kurban mengamuk

Sering ditemukan kejadian hewan-hewan kurban yang mengamuk, lesu, liur yang menetes karena kelaparan dan kehausan, sorot mata mereka menyiratkan keadaan dan perlakuan buruk yang mereka terima.

Perjalanan selama menuju pasar hewan adalah perjuangan tersendiri bagi para hewan kurban, mungkin mereka diangkut dengan mobil bak terbuka, panas terik terpapar sinar matahari, belum lagi bila kehujanan, bahkan bisa juga berjalan kaki sembari diseret-seret pemiliknya, perjalanan melelahkan yang pastinya membuat hewan-hewan tersebut lelah, stres, kehausan, dan kelaparan. Jadi wajarlah jika kemudian hewan kurban mengamuk karena kebingungan pada situasi baru yang dihadapinya.

Ibadah kurban bukan hanya bertujuan untuk Tuhan dan manusia, tetapi lebih pada sikap etis dan  manusiawi dalam memperlakukan hewan kurban, sebab Islam sebagai agama komplek yang tidak hanya tertuju pada Tuhan dan sesama manusia, tapi juga pada seluruh alam. Itulah yang menjadi alasan Islam disebut  "Rohmatan lil alamien", kemurahan, kelembutan dan kasih sayang bagi seluruh alam, bukan hanya menyayangi Tuhan dan sesama manusia, tapi juga bumi, alam semesta, dan hewan ciptaan-Nya.

Hal-hal etis dan manusiawi pada hewan kurban

Sebetulnya tidak perlu hal-hal muluk yang diberikan pada hewan kurban hingga terkesan berlebih-lebihan, namun perlakuan-perlakuan ringan dan mudah seperti dibawah ini saja, sudah cukup membuat hewan kurban yang telah sedemikian rela  memenuhi ambisi kita, mampu berperilaku tenang dan tidak agresif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun