Mohon tunggu...
Falakhul syahruramadhani
Falakhul syahruramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa psikologi di Universitas Islam Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Karyawan Ibu Hamil Menghadapi Cuti Hamil untuk Menimgkatkan Performa Kerja

14 Desember 2022   14:50 Diperbarui: 14 Desember 2022   15:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LATAR BELAKANG

Pada hari kamis 30 Juni kemarin, sempat ramai dibicarakan tentang Rancangan Undang-Undang Ibu dan Anak (RUU KIA). Hal ini dikarenakan isi dari RUU KIA yang menginisiasi adanya cuti melahirkan bagi ibu yang bekerja selam 6 bulan. Kemudian DPR juga menginisiasi cuti ayah selama 40 hari guna mendampingi istri yang baru saja melahirkan. Selain mendapatkan hak untuk cuti lebih lama, terdapat juga aturan mengenai penyediaan fasilitas tempat penitipan anak atau biasa disebut dengan daycare di tempat kerja maupun di fasilitas umum.

RUU KIA bertujuan untuk memastikan setiap ibu dan anak dapat terpenuhi hak-haknya. Hak-hak tersebut seperti pelayanan kesehatan, hak mendapat fasilitas khusus, sarana dan prasarana di fasilitas umum, dan yang paling penting adalah kepastian bagi ibu untuk tetap dapat dipekerjakan pasca melahirkan. Meski memiliki tujuan yang positif, RUU KIA tetap tidak luput dari resiko yang akan terjadi bila sudah disahkan nantinya. Salah satu permasalahan yang mungkin dialami adalah penyesuaian kerja. Pada RUU KIA yang menjadi pembahsan di DPR, pekerja seorang ibu hamil dapat mengambil cuti  hamil selama 6 bulan dengan sistem gaji dibayar penuh selama 3 bulan pertama dan pengurangan gaji menjadi 75% di 3 bulan berikutnya. Peraturan ini sepintas mendukung peran seorang ibu hamil agar bisa memenuhi kebutuhan bagi bayi yakni ASI ekslusif. Namun adapun pihak yang kontra dengan peraturan ini bahwa tawaran kemampuan bekerja perempuan akan semakin sulit.

PERMASALAHAN

Hal ini dapat terjadi karena waktu libur yang terlalu lama. Cuti yang terlalu lama dapat mempengaruhi performa seseorang dalam bekerja. Biasanya hal ini dikenal dengan Post-Holiday Syndrome. Menurut Kendra Cherry gejala paling umum yang terjadi pada orang yang mengalami Post-Holiday Syndrome adalah perasaan sedih yang terus menerus atau berulang yang dimulai selama masa liburan/cuti. Perasaan ini dapat bervariasi dalam intensitas dan durasi. Beberapa orang kemungkinan akan merasa sedih secara berkala, tetapi juga secara singkat dapat merasa lebih bersemangat. Post-Holiday Syndrome sendiri bukanlah kondisi kejiwaan yang masih belum diakui oleh DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders).

SOLUSI

Menurut betterup terdapat 5 cara seseorang untuk mengatur perasaan sedih saat liburan atau mengalami Post Holiday Syndrom. Kesedihan saat liburan tentu tidak dapat dihindari, entah adanya kondisi mental sebelumnya atau macam kondisi keluarga yang tegang. Kabar baiknya disini anda akan menemukan pembelajaran cara agar mengelola gejala dan meningkatkan suasana hati dengan kebiasaan-kebiasaan sehat dibawah ini:

  • Meluangkan diri untuk perawatan
  • Liburan merupakan waktu yang tersibuk dalam setahun. Berarti meluangkan waktu untuk perawatan diri sendiri lebih mudah diucapkan saja daripada melakukannya. Perawatan diri sendiri sangat penting untuk mengelola emosi anda apalagi khususnya ibu hamil yang harus selalu menjaga emosinya dalam keadaan baik dan senang.
  • Temukan cara sendiri untuk merayakan liburan
  • Merayakan liburan yang baik dengan cara memikirkan kemana rute liburan yang disukai mungkin dengan berjalan-jalan disekitar rumah, ajak jalan pasangan untuk berkeliling kota,  membuat kue bersama teman-teman atau anda bisa menciptakan kegiatan baru yang menciptakan kegembiraan.
  • Makan dan minum secukupnya
  • Menurut sebagian orang liburan merupakan hal yang menyenangkan sehingga merasa bebas untuk memakan dan minum sebanyak apapun yang mereka inginkan. Tetapi aktivitas ini bisa membahayakan ibu hamil yang mana memicu penyakit lain timbul seperti banyak gula yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, radang, energi kurang dan mulas. Maka dari itu sebaiknya anda menjaga pola makan seimbang yang menyehatkan. Makan lebih banyak makanan sehat dapat meningkatkan suasana hati.
  • Keluar rumah
  • Pertimbangkan bagaimana anda dapat mengatur ulang jadwal anda untuk keluar rumah di siang hari. Dapatkah anda beristirahat sejenak dari pekerjaan untuk berjalan-jalan sore? Jika tidak, setidaknya anda bisa menjadikan keluar rumah sebagai prioritas di akhir pekan. Berjemur di bawah sinar matahari akan sangat membantu tingkat energi dan kesedihan liburan anda.
  • Sering katakan "Tidak" kepada liburan yang menuntut banyak kepada diri anda
  • Ketika liburan banyak sekali hal-hal terjadi yang menuntut anda mencapai keingianan-keinginan tersebut entah itu keuangan, perhatian atau waktu. Sayangnya mengatakan "tidak" kepada liburan sangat sulit untuk dikatakan karena tidak menghadiri sebuah acara, tidak membeli banyak oleh-oleh atau hadiah yang banyak atau tidak memiliki cukup keceriaan liburan. Namun disisi lain, orang yang anda cintai jika diberikan penjelasan mengenai perjuangan anda mungkin orang dicintai akan mendukung. Apa pun itu ketika kita menetapkan batasan pada diri sendiri maka anda akan melindungi kesehatan mental anda dan poin itulah yang terpenting.

KESIMPULAN

Di satu sisi, mengambil cuti bagi ibu hamil adalah cara untuk mendinginkan diri dari suasana "panas" yang mereka rasakan sebelumnya. HRD juga bisa memberikan saran tentang kegiatan yang bisa mereka lakukan selama cuti. Seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur; berkumpul bersama keluarga; meningkatkan asupan makanan; melakukan hobi yang mereka sukai; dan banyak lagi. Dengan motivasi seperti ini, karyawan diharapkan kembali ke kantor dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang segar. Kinerja akan meningkat dan bisnis dapat memetik manfaat dari peningkatan produktivitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun