Mohon tunggu...
Farid Mamonto
Farid Mamonto Mohon Tunggu... Freelancer - Nganggur aja

Senang bercanda, sesekali meNUlis suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu Sudah Makan, Belum?

25 September 2020   21:14 Diperbarui: 25 September 2020   21:30 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lingkungan tempat saya tinggal memang untuk menemukan orang-orang yang kelaparan akan sangat susah. Tapi, bukan berarti tidak ada. 

Saya tertarik untuk menulis perihal pertanyaan sudah makan atau belum ini, guna memberikan sedikit intrupsi kepada teman-teman yang menyepelekan hal itu, dan justru lebih sering melemparkan pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat seseorang menjadi tidak percaya diri, dan memilih untuk bersembunyi.

Misalnya pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan "bentuk fisik" kenapa kamu gemuk? kenapa kamu hitam? Kenapa kamu jerawatan, dst.

Antara peduli dan Bullying.

Di sini pokok masalahnya, ketika kita besikap seolah-olah peduli padahal justru jatuhnya bullying. Ini adalah hal yang sering kita temui bersama teman-teman satu tongkrongan.

Misalnya sudah tidak bertemu lama, ketika kembali lagi bertemu hal yang selalu saja di lontarkan adalah pertanyaan yang menyinggung bentuk fisik. Kok kamu gemukan? Kok kamu jerawatan? Kok kulitmu sekarang makin gelap?

Tanpa rasa bersalah kita sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu ke saudara, teman, sahabat, dan bahkan ke kolega kita. Padahal, kita tidak tahu sejauh mana usaha mereka mampu keluar dari tekanan-tekanan sosial atas bentuk fisik itu sendiri. Bisa jadi, pasca itu mereka kembali terpuruk, atau mungkin jika ada yang menganggap itu hal biasa maka dia bisa mengatasinya. Meski saya tahu itu sulit.

Itulah mengapa memulai pertanyaan dengan hal-hal yang menjadi kebutuhan kita sehari-hari menjadi perlu misalnya, kamu sudah makan. Belum?

Makan dan hal-hal yang belum usai.

Meski ada yang bilang, kurangi megisi perut dan perbanyak isi kepala. Bagi saya dua-duanya harus sama-sama di isi. Agar tercipta situasi yang kondusif. Akan mengalami ketidak seimbangan jika keduanya tidak sama-sama di isi, apalagi jika unsur ketiga yang tidak terisi (dompet) itu bahaya. Hehe...

Kelaparan masih momok yang menakutkan bagi kita dewasa ini, sebelum adanya pandemi dan lebih parah lagi ketika hari ini kehidupan lebih sulit oleh pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun