Mohon tunggu...
Fakkar Muayyad Billah
Fakkar Muayyad Billah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Sedang Belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Sedikit tentang Keragu-raguan Paham Materialisme

24 Maret 2021   00:57 Diperbarui: 24 Maret 2021   01:09 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nantzuprogresif.com

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi (baca: cabang ilmu filsafat) monistik (baca: aliran hakikat hanya satu saja). Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.

Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Tuhan atau dunia adikodrati (baca: supranatural). Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi, Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama, Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.

Berikut ini adalah keragu-raguan para paham materialisme sebagai bukti ketidak percayaan mereka terhadap adanya tuhan dan semestanya:

  • Mereka berkata tidak mungkin akal kita dapat menggambarkan sesuatu yang tidak ada menurut akal, dan tidak nampak ciri-cirinya.
  • Maka dari itulah mereka berpendapat tidak mungkin benar dengan adanya tuhan, karena hakikat penghukuman adalah sesuatu yg tersusun dari sebuah penggambaran.
  • Mereka juga berkata akal kita ini tidak mungkin menggambarkan wujud sesuatu tanpa adanya susunan partikel, misal spidol pasti tersusun dari partikel-partikel terkecil yg tersusun menjadi spidol, maka dari situlah mereka berpendapat bahwa alam berasal dari ketiadaan itu tidak dapat diterima.
  • Banyak dari alam semesta yang wujudnya tidak ada manfaatnya, misal: rumput liar yang tidak ditanam, maka itu kata mereka tidak ada manfaatnya, karena tidak ada penciptanya. Dan keberadaan wujud ini adalah suatu tanda diluar dari sebuah perancangan, tetapi keberadaannya berdiri sendiri tanpa adanya sang pencipta. Dari situlah mereka berpendapat bahwa semua yg ada di alam semesta ini berada dalam sebuah perancangan tidak dapat diterima, tetapi keberadaannya datang sendiri tanpa adanya sang pencipta. wallahu a'lam

Rujukan : Al-qoul As-sadid fi ilm at-tauhid karangan Syekh mahmud abu daqiqah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun