Mohon tunggu...
Fakhriza Naura Zuhrianti
Fakhriza Naura Zuhrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional / Universitas Darussalam Gontor

Hidup dengan Tenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gurindam Dua Belas, Diplomasi Persuasif ala Raja Ali Haji

15 September 2022   13:00 Diperbarui: 15 September 2022   13:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang tak mengenal Raja Ali Haji, sosok ulama yang berasal dari tanah Melayu yang sangat memiliki prinsip yang kuat terhadap agama. Beliau menciptakan banyak karya, salah satunya adalah Gurindam Dua Belas yang sangat terkenal hingga kini. Melalui karya inilah menjadi wadah untuk Raja Ali Haji melakukan Syi'ar Islam.

Disebut dengan Gurindam Dua Belas karena memiliki 12 pasal. Dilatarbelakangi dengan penyebaran agama dan budaya Islam pada abad ke-7 yang memberikan peluang besar untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat Melayu Nusantara termasuk Melayu Kepulauan Riau yang Islami. Melalu ajaran agama dan budaya Islam menjadikan sumber utama mewujudkan konsep dan dasar kehidupan yang diimplementasikan dengan menjalankan keprcayaan dan budaya.

Citra Islam yang makin mengemuka pada masa Kerjaan Melayu Riau Lingga hingga dijadikan pusat pengembangan Islam di Asia Tenggara. Hal ini makin mengukuhkan eksistensi Islam menjadi pondasi kehidupan masyarakat dan Kerajaan Melayu Riau Lingga. 

Namun Perkembangan agama dan budaya Islam di bumi Melayu Kepulauan Riau tidak berjalan mulus. Sejak Melaka dikuasai Portugis, masuknya penjajahan Belanda dan Inggris menimbilkan konflik internal di kerajaan-kerjaan Melayu termasuk Kerajaan Melayu Riau Lingga. Kondisi sosial dan keagamaan masyarakat Melayu didaerah ini baik di dalam dan di luar lingkungan kerajaan muali terpengaruh kebudayaan penjajah. 

Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat melayu yang bertentangan dengan agama Islam. Ini terjadi pada masa Kerajaan Melayu Riau Lingga dipimpin oleh Sultan Mahmud Muzaffar Syah (1834-1857) dan pemerintahan dijalankan Tuan Muda Raja Abdullah. 

Pada masa ini keadaan istana memperhatinkan, hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Masyarakat Melayu banyak melakukan tindakan dan perbuatan yang bertentangan dengan norma atau ketentuan Islam.

Keprihatinan Raja Ali Haji terhadap konflik internal kerjaan dan tekanan dari para penjajah yang mengakibatkan kondisi masyarakat semakin mudah mempengaruhi masyarakat oleh unsur-unsur budaya non Islam yang dibawa para penjajah mendorong beliau menciptakan sebuah karya sastra agung yang dikenal dengan Gurindam Dua Belas. Diselesaikan pada 23 Rajab 1263 H/1846 M.

Gurindam Dua Belas yang tercipta dari keperihatinan Raja Ali Haji terhadap kondisi yang membahayakan terhadap kehidupan masyarakat Melayu Kerjaan Riau Lingga, juga sebagai tanggung jawab beliau dalam memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam harus menjadi pegangan dan tiang kehidupan masyarakat Melayu. 

Melalui tulisan ini beliau berusaha agar agama kembali dalam kehidupan masyarakat Melayu Kerjaan Riau Lingga menjadi satu-satunya pegangan yang benar hanyalah agama Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun