Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu Pemetik Luka

2 Juli 2021   23:09 Diperbarui: 2 Juli 2021   23:16 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illutrated by depositphotos.com


Siti, ibu beranak tiga sudah sepuluh tahun menjanda. Usai beberapa hari Siti melahirkan anak ketiga, sang suami wafat karena ditabrak mobil.

Mobil pickup perusahaan teh melaju kencang dan tak sempat mengerem lalu menabrak tubuh suami Siti yang sedang melintasi jalan.

Mobil pickup punya perusahaan kebun teh itu merupakan tempat Siti bekerja memetik daun teh.

Anak ketiga yang lahir Siti beri nama sama dengan nama almarhum suami, Muhammad Adib.

Nama yang disengaja sama karena Siti ingin menutup rapat luka kehilangan dengan mengabadikan sebuah nama.

Selang dua tahun sang suami wafat, beberapa lelaki Desa Kabawetan, duda maupun perjaka ingin menjadikan Siti istri tapi hatinya terkunci rapat untuk sebuah nama.

Desa Kabawetan penghasil daun teh terbesar di Propinsi Bengkulu. Tepatnya berada di Kabupaten Kepahiang.

Di Desa Kabawetan itulah Siti membesarkan tiga orang anak dengan bekerja sebagai pemetik daun teh.

Pekerjaan memetik daun teh yang Siti lakukan dari pukul sepuluh pagi sampai tiga sore.

Gaji yang diterima cukup untuk makan empat beranak sehari-hari asalkan berhemat.

Pekerjaan lain Siti di hari libur memetik daun teh, Sabtu dan Minggu, mencuci dan menyetrika pakaian orang-orang kaya di Desa Kabawetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun