Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Filosof, "Berisik" yang Berisi

18 Oktober 2020   20:39 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:35 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku | Photo by Aaron Burden on Unsplash

Ini berbeda dengan konsep keadilan Aristoteles yang dikenal dengan keadilan perimbangan atau persamaan yaitu bahwa kesamaan hak itu haruslah sama diantara orang-orang yang sama.

Konsep keadilan harmonis Plato seperti orang tua yang harus memberikan uang jajan sekolah untuk sang anak karena itu merupakan hak si anak supaya terjadi hubungan harmonis antara orangtua dan anak.

Sedangkan konsep keadilan persamaan Aristoteles seperti orangtua yang karena keuangan terbatas maka memberikan uang jajan sekolah yang jumlahnya sama kepada setiap anak meski berbeda usia dan kelas.   

Nah, inilah yang disebut dengan filosof itu yaitu orang-orang "berisik yang berisi" terhadap suatu konsep atau peristiwa yang terjadi dengan perenungan berpikir menggunakan akal, mendalam, memberikan penilaian dan melihat dari berbagai aspek untuk ditemukan kebenaran.

"Berisik yang berisi" ini mencari kejelasan konsep dan peristiwa yang terjadi sehingga ditemukan kebenaran untuk mengurangi kekeliruan dan kesalahan dalam berpikir dan bertindak

Ini berbeda dengan filsafat yang merupakan hasil berpikir sang filosof atau disebut dengan produk pemikiran si filosof.

Keadilan untuk keselarasan dengan memberikan kepada orang yang berhak menurut Plato dan keadilan kesamaan hak itu haruslah sama diantara orang-orang yang sama versi Aristoteles merupakan produk pemikiran.

Ilustrasi via istockphoto.com
Ilustrasi via istockphoto.com
Sebagian orang-orang hanya melihat ilmu filsafat sebagai produk pemikiran sehingga pemikiran sang tokoh salah dimengerti dan melupakan filsafat sebagai cara berpikir yang rasional, radikal, kritis dan komprehensif untuk menyelesaikan suatu persoalan dan ditemukan kebenaran.   

Reposisi Filsafat di Era Milenial
Ini sebuah percakapan sore yang biasa dengan Bang Jack ditempat biasa. Tapi ada perbincangan tentang filsafat. Orang-orang mengeluh tentang filsafat karena beberapa sebab.

Pertama. Mengapa filsafat tidak seasyik ilmu-ilmu lainnya. Filsafat seperti tidak berpijak di bumi dan berjarak dari kehidupan orang-orang terutama generasi millennial.   

Kedua. Mengapa filsafat yang diketahui orang-orang umum dan di pelajari di perguruan tinggi sering membahas tentang hasil pemikiran masa lalu yang jarang dihubungkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan manusia yang kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun