Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Sketsa Buku] Kuntowijoyo: Karya dan Dunianya

3 Maret 2020   23:31 Diperbarui: 3 Maret 2020   23:37 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disamping itu Kuntowijoyo sering bertandang ke perpustakaan kecamatan untuk membaca buku bahkan kala SMP, ia telah membaca buku karya Hamka, H.B. Jassin, Pramoedya Ananta Toer hingga SMA pun kebiasaan membaca tetap dilanjutkan dengan buku-buku sastra penulis luar negeri yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia yaitu semisal sastrawan Charles Dickens dan Anton Chekov.

Berlanjut ke bangku kuliah semasa di Universitas Gadjah Mada maka membaca karya sastra semakin matang dan diiringi dengan semakin sering menulis. 

Semasa kuliah itu juga Kuntowijoyo dengan beberapa orang teman-teman seperti M. Dawam Rahardjo, Sju'bah Asa, Chaerul Umam, Arifin C. Noer, Amri Yahya, Ikranagara, dan Abdul Hadi W.M) mendirikan Lembaga Kebudayaan dan Seniman Islam (Leksi) dan kelompok belajar/ Studi Grup Mantika. S-2 Kuntowijoyo di selesaikan di University of Connecticut tahun 1974. S-3 di Columbia University tahun 1980. Di Kedua universitas yang berada di Amerika Serikat ini ilmu sejarah merupakan disiplin ilmu yang Kuntowijoyo geluti.

Kuntowijoyo "sukses" mengawinkan diri sebagai sastrawan sekaligus intelektual dan akademisi. Kualitas dan produktivitas tulisan Kuntowijoyo di bidang sastra sebanding dengan tulisan di bidang sejarah atau pemikiran sosial berbasis Islam.

Di jagat sastra dan akademisi di Indonesia dan luar negeri Kuntowijoyo menempati posisi penting dan terhormat. Dua aktivitas (menulis sastra dan karya tulis ilmiah) Kuntowijoyo jalani dengan khusyuk, dengan perhatian dan penekanan yang sama-sama seimbang.

Kuntowijo merupakan penulis subur dalam artian tiada henti menulis bahkan ketika sakit. Bahkan di kala sakit meningo encephalitis (radang otak) dan terbaring di rumah sakit Kuntowijoyo tetap menulis dibantu oleh istri. 22 Februari 2005 Kuntowijoyo menghembuskan nafas terakhir.

Proses Kreatif Kesastrawanan Kuntowijoyo

Kuntowijoyo mengutarakan tentang kebiasaannya menulis cerpen tanpa melalui kiat-kiat atau resep-resep tertentu. Apa yang dirasa baik menurut Kunto-panggilan akrab-untuk ditulis maka akan ditulisnya. Ini Kunto tuliskan dalam pengantar kumpulan cerpen Hampir Sebuah Subversi (1999).

M. H. Abrams menyatakan bahwa empat sisi yang biasanya ditampilkan dalam karya sastra: pengarang, masyarakat, teks karya dan pembaca. Bertumpu dari empat sisi ini yang kemudian melahirkan pendekatan ekspresif (hubungan karya sastra dengan pengarang), mimetik (teks diamati secara objektif), dan pragmatik (bagaimana karya sastra dibaca para pembaca dan memperoleh manfaatnya).  

Kunto memiliki "prinsip bersastra" yang dibangun dari kebiasaan masa lalu kala kecil. Sebagaimana dinyatakan Amien Wangsitalaja bahwa menulis sastra bagi Kunto merupakan proses pengendapan pengalaman. Sedari kecil Kunto terbiasa menuliskan "catatan-catatan pengalaman" seperti orang yang menulis di diary dari apa-apa yang dialami dalam keseharian.  

Pengendapan karya yang dilakukan menjadi penting untuk terjadinya "pematangan karya." Dari "pengendapan pengalaman" menuju "kematangan karya" Kunto melakukan "three in one" yaitu bangunan (strukturisasi) pengalaman, strukturisasi (bangunan) imajinasi, dan bangunan pesan (nilai) yang ingin disampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun