Zaman berganti dan tulisan sebagai perjalanan batin menyesuaikan dengan kondisi-kondisi yang dialami masyarakat. Ahmad Tohari menarik riuh perjalanan batin dengan menuliskan keadaan-keadaan desa dan para penduduk yang atas nama stabilitas politik harus mengalah mundur terdesak pada bobroknya birokrasi kuasa yang berkongkalingkong  dengan para tuan kaya. Lalu bagaimana saat ini?
Pramoedya Ananta Toer, Hamka, Ahmad Tohari-sekedar menyebut beberapa nama- menjadikan perjalanan batin manusia Indonesia yang tertindas tapi tetap melawan melalui sastra seperti cerita pendek dan novel. Apakah meraka berhasil? Saya menyebutnya berhasil.Â
Wajah peradaban manusia bergesernya tak terlalu jauh-jauh dari urusan mental, tingkatan sosial- ini mengingatkan saya pada pernyataan seorang menteri sebab terjadinya kemiskinan berlarut-larut karena orang miskin menikah dengan orang miskin alangkan baiknya dikeluarkan fatwa bahwa orang miskin menikah dengan orang kaya. Pun keculasan tipu menipu perlu dirawat karena ia merek dagang. Bedebah.
Jamal Rahmat
Curup
26.02.2020
#bisikansenja