Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan

25 Juni 2019   19:19 Diperbarui: 25 Juni 2019   19:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perguruan.thawalib.id

Kakak Jadi Pemicu

Setamat sekolah dasar, tidak terbayangkan oleh saya bahwa akan melanjutkan sekolah ke suatu daerah yang sangat dingin, dan budaya, bahasa yang berbeda. Kakak saya telah bersekolah di Perguruan Thawalib Putra Padang Panjang dan saat itu kelas III Thawalib.

Tidak banyak cerita yang saya dapatkan dari sang abang tentang sekolah tersebut kecuali ia sering pulang dengan membawa kaset Malaysia yang berisikan lagu-lagu dari kelompok band Saleem dan Iklim. Ketertarikan apa sehingga saya mau bersekolah di sebuah sekolah yang diisi oleh anak laki-laki dari berbagai kabupaten dan provinsi yang ada di Indonesia. Yang jelas, ketika ayah bertanya "Kamu mau bersekolah dimana?" secara spontan saya jawab, "Saya mau sekolah dimana abang sekarang bersekolah."

Tahun 1994, saya sampailah ditempat yang dituju. Pada pagi yang benar-benar dingin karena saya sampai pukul 6 pagi setelah melalui perjalanan darat --menaiki bus Bengkulu Indah-- selama 22 jam dari kampung.

Kedatangan saya di Kota Padang Panjang disambut oleh bendi yang menunggu penumpang di depan Gedung M. Syafii, Pasar Padang Panjang maka meluncurlah kami ke Thawalib Putra. Sepanjang perjalanan jalan yang dilewati adalah Pasar Padang Panjang, Jalan Jembatan Besi, Depan Diniyyah Puteri, Masjid Asliyah dan sampailah di Thawalib Putra.

Kakak saya berkamar di kamar A-13, yang dihuni oleh anak-anak kelas III Thawalib dengan memiliki ketua dan wakil ketua kamar. Ketua kamarnya adalah Bang Maidi M. Iman dari Lubuk Linggau sedangkan wakil ketua kamar Bang Samsir dari Jambi.

Untuk sementara di kamar inilah saya tinggal sambil mengikuti tes masuk. Sialnya, saya sulit untuk mengingat kembali bagaimana tes masuk ini sampai sekarang, apa yang saya ingat adalah bahwa saya ditempatkan dikamar C- 2 dengan jumlah 12 orang di dipan yang datar dan masing-masing dari kami memiliki lemari. Ketua kamar Bang M. Basyir dan wakil kamar Bang Syafrizal.

Tentang kamar ini sangat berbeda antara kamar A dengan kamar C, jika kamar A memiliki tempat tidur atau disebut dengan dipan dua tingkat, bersegi empat dan jumlah penghuninya 11 orang sedangkan kamar C, memiliki dipan yang datar dengan jumlah orang 12 dan ada satu kamar lagi dibelakangnya yang dihuni oleh ketua dan wakil ketua kamar tapi tidak memiliki dapur.

Tentang Bang Basyir ini, satu yang benar-benar saya ingat dari beliau adalah ketika ia pindah dari Kamar C-2 dan tidak lagi menjabat ketua kamar maka dikumpulkanlah kami semua kemudian diberi hadiah yaitu dihukum dengan hanger yang melekat pada telapak tangan. Sakit sekali.

Di masa saya ini kelas 1 Thawawalib -- setingkat kelas 1 Tsanawiyah--berjumlah 5 lokal. Menurut kebiasaan, pembagian kelas ini sesuai dengan hasil tes masuk. Saya, tidak tahu apakah karena nilai tes masuk kurang bagus sehingga saya ditempatkan di lokal 5, yang jelas saya sekelas dengan Rifki Firdaus anak dari Bapak Firdaus Tamin, guru dari mata pelajaran akhlak.

Hukuman disekolah pertama kali saya terima dari Bapak Akhyar Jasit ketika pelajaran nahwu-sharaf dengan ditariknya kuping karena ketahuan memanjat jendela lokal. Dan untuk selanjutnya cerita-cerita tentang bagaimana saya bersekolah di Thawalib Putra berlanjut dengan keragaman suka dan duka, tertawa dan menangis, sedih dan bahagia. Di Tahun 2001, adalah tamatnya saya dari Thawalib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun