Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sastra Perlawanan

19 Mei 2019   00:53 Diperbarui: 19 Mei 2019   09:07 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar dari sastranesia.com)

Sastra (novel, cerpen, puisi) kita baca bukan karena susunan katanya yang indah melainkan karena dia mengusung nilai-nilai kemanusiaan_ Farid Gaban_

Pertanyaan tentang Sastra

Berapa pertanyaan mengitari benak saya, mengapa sastra masih ditulis? apa pentingnya sastra bagi kehidupan manusia?


Berganti masa dan sastrawan silih berganti muncul tetapi karya-karya sastra tetap merasuki sendi kehidupan manusia untuk menjadi 'kompas' dan menyadarkan.

Belum lagi ke kreatifan sastrawan seperti sumur mata air yang sumurnya tak kering walau sering di timba. Selalu saja ada genre per angkatan yang membedakan setiap angkatan.

Sastra Perlawanan

Rendra pernah berujar bahwa ada pesastra salon yang karya-karyanya tak menyentuh inti persoalan kehidupan manusia sama sekali.

Rasa kemanusiaan yang dipenjara penguasa berkedok kestabilan dan kenyamanan negara.

Ia seperti kehilangan visi mengapa sastra muncul di keriuhan hidup manusia. Atau pesastra yang menggamit ketiak penguasa untuk kelancaran karyanya.

Di tangan pesastra ini nyala api sastra redup dan sastra tak lagi jadi pelita penyuluh hidup manusia yang terasa gelap.

Mereka tak menyadari bahwa sastra mampu mengubah arah sejarah manusia dari gelap menuju cahaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun