Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi Reformasi

17 Mei 2019   14:19 Diperbarui: 17 Mei 2019   15:06 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Illustrator by maxmonroe.com)


21 tahun sudah usia reformasi berlalu dan setiap tanggal 21 Mei kita mengingatinya dengan harapan, kekecewaan dan refleksi kritis_anymous_

Pagi ketika itu saya membaca buku Emha Ainun Nadjib " Mati Ketawa ala Refotnasi: Menyorong Rembulan" lewat pdf di handphone dan ditemani secangkir kopi di kedai kak pen. Asyik.

Di halaman 11 dengan judul "Reformasi Sprint", Cak nun mengkhawatirkan stamina perjuangan reformasi. Karena ia 'lari cepat pendek (sprint)' bukan 'lari maraton yang panjang'. Sehingga setelah reformasi selesai kita bingung mau apa? dan apa tujuan reformasi itu sich?

Nasib Reformasi
Kita dulu berharap sangatlah besar bahwa reformasi (21 Mei 1998) yang melengserkan kekuasaan Presiden Soeharto selama 32 tahun mengubah nasib bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Euforia air mata bahagia itu dirasakan beberapa anak negeri dan di lain sisi tangis airmata duka tumpah menangisi nyawa yang terenggut baik mahasiswa maupun masyarakat.

Peluru dari pihak aparat tembus jantung mahasiswa yang wafat dan toko-toko dijarah serta pemerkosaan terjadi. Reformasi memakan korban anak kandungnya sendiri.

Reformasi yang dulu dilakukan dengan berjuta-juta harapan seperti lari sprint atau cepat pendek dalam kisaran 100 meter, 200 meter dan 400 meter merupakan pertempuran (battle) tapi selesai di jarak tempuh yang pendek.

Seluruh tenaga, kecepatan, kefokusan, konsentrasi di curahkan bagaimana reformasi menyelesaikan segala persoalan yang membuat Indonesia krisis di berbagai bidang (politik, ekonomi, keamanan, demokrasi).

Apakah reformasi yang di gadang-gadangkan penyelesaian segala keterpurukan nasib bangsa itu mampu menyelesaikannya? Tidak adakah penumpang gelap yang merusak cita-cita reformasi?

Bagaimana kabar aktivis reformasi 98 yang menyalakan api reformasi dan sekarang menduduki posisi penting seperti di legislatif, eksekutif dan yudikatif? Bagaimana kabar bapak-bapak yang ikut peran mendorong kereta bernama reformasi sehingga melaju kencang menabrak dan menghancurkan stasiun kekuasaan?

Kita terlampau terfokus pada lari sprint reformasi sehingga abai bahwa ada lari maraton reformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun