Kehilangan makna (bertujuan) ketika bertindak membuat kehidupan manusia terasa kering kerontang dan kehilangan orientasi pada apa ia melekatkan dan meletakkan itu.
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak dan bertindak tanpa tujuan. Manusia bukanlah hewan yang bergerak berdasar insting.
Ketika manusia bergerak dan melakukan sesuatu ada tujuan yang ingin dicapai. Itu seharusnya tapi yang terjadi selalu tak begitu. Akal dan hati tak selalu optimal diberdayakan bahkan ketika akal diaktifkan hati dibunuh atau sebaliknya.
Seringkali kali ketika kita melakukan atau bertindak untuk sesuatu kita tak tahu tujuannya apa.
Prinsip pertama yang berlaku disini, yang penting lakukan saja dulu, urusan proses dan hasilnya atau apa tujuannya seperti apa itu urusan nanti dan masa bodoh.
Prinsip yang kedua. Kita perlu melakukan ini supaya orang banyak tahu apa yang kita lakukan.
Tujuan mengapa ini dilakukan tak menjadi penting. Ia melakukan itu supaya orang tahu saja bahwa ia yang melakukan itu persis seperti artis. Ingin menjadi dikenal dan terkenal.
Prinsip ketiga. Melakukan sesuatu sudah ditentukan apa tujuannya dan lengkap dengan tahapan-tahapannya. Kalaupun orang tahu nantinya, anggap saja itu bonus.
Terpenting disini bukan seragam yang dibanggakan atau simbolisasi tapi lebih kepada isi atau kualitas jadi tujuan.
Ada tujuan mengapa itu dilakukan dengan melakukan yang terbaik dan hasil yang terbaik ingin dicapai. Tapi tidak instan umpama buat mie nstan.
Dan ingat tujuan itu tak selalu berupa uang atau ingin menjadi terkenal umpama artis tapi sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, ucap Nabi Muhammad. Mampukah kita?
JR
Curup
11.05.2019