"Saya belum pernah melihat manfaat yang dilahirkan oleh orang-orang yang berdagang bagi kebaikan umum,"_Adam Smith
Yunani Kuno dan Filsafat Moral, Akar Kemunculan Ilmu Ekonomi Modern
 Filosof Yunani kuno bernama Xenophon (430-354 SM) lah yang pertama kali memperkenalkan istilah 'ekonomi' dalam karyanya berjudul Oikonomikos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti peraturan. Jadi, ekonomi adalah tata kelola rumah tangga. Tata kelola rumah tangga ini merujuk kepada bergantungnya orang-orang pada hasil pengolahan ladang dan di lakukan tata kelola rumah tangga supaya efisien.
Ketepatan cara kerja (efisien) dalam mengelola ladang agar tercapainya efisiensi itu kuncinya adalah pembagian kerja (division of labour) dan keahlian dalam satu bidang kerja. Kedua hal itulah yang kemudian menjadi perhatian utama dalam ilmu ekonomi modern.
Tongkat estafet ekonomi ini berlanjut ke Plato tapi tak terlalu disambutnya kemudian Aristoteles mengambil alih dan dituliskan dalam karyanya Etika Nikomachea bukan tentang pemikiran ekonomi tetapi dalam rangka membahas etika maka pertanyaan pokoknya adalah bagaimana hidup secara baik dalam negara kota (polis).
Dalam Etika Nicomachea, misalnya, Aristoteles melihat keadilan antara pihak-pihak yang bersengketa merupakan syarat dasar yang harus dipenuhi supaya terjadinya tata kehidupan yang baik dalam negara kota (polis).Â
Untuk terwujudnya itu maka Aristoteles membedakan 3 bentuk keadilan; distributif, pemulihan dan komutatif. Prinsip 'keadilan komutatif' mengatur urusan transaksi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pertukaran atau perdagangan. Misalnya,
"Pertama... harus ada kesetaraan perbandingan antara barang yang dipertukarkan, dan kedua, harus terjadi kesalingan;... semua barang yang dipertukarkan harus sebanding. Untuk itulah uang digunakan, dan dalam arti tertentu jadi perantara, jumlah sepatu yang ditukarkan dengan sebuah rumah (atau dengan sejumlah makanan) dengan demikian harus setara dengan rasio seorang pembangun rumah terhadap seorang pembuat sepatu."(B. Herry Priyono, 2007: 3)
Selanjutnya pembicaraan tentang ekonomi dalam filsafat moral berlanjut di zaman Romawi dengan tokoh utamanya Thomas Aquinas yang meletakkan persoalan ekonomi dalam panduan moral (baca: tuntutan moral dan pengakuan dosa) dengan tanya jawab;
"Pokok 3: Apakah penjual wajib menyatakan cacat barang yang dijualnya? Keberatan 1: Penjual tidak harus menyatakan cacat barang yang dijual. Karena penjual tidak mengharuskan pembeli untuk membeli, penjual cukup membiarkan pembeli menilai sendiri barang yang dijual. Keberatan 2... Keberatan 3.....(Ibid, h. 4)