Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Amnesia Politik Umat Islam

19 Maret 2019   22:10 Diperbarui: 19 Maret 2019   22:41 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar diambil dari Pixabay.com)

Berkali pemilu dilakukan dan sebagai suara mayoritas tidak otomatis umat Islam menjadi penentu arah politik Indonesia. Pun pemimpin yang dipilih setelah pemilu dilaksanakan takluk pada partai politiknya dan pemilik modal kakap serta melupakan beberapa janji-janji politik ketika berkampanye. Penyakit amnesia menular ke politik.  

Jelang Pemilu tanggal 17 April 2019, suara umat Islam sangat seksi untuk diperebutkan. Bagaikan hidangan yang lezat di meja makan maka menarik liur bagi orang-orang yang lapar bahkan yang tidak lapar pun ingin ikut serta memakannya.

Mengapa itu terjadi?

Pertama. Di pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden sedang memasuki fase akhir karena sudah memasuki minggu ketiga di bulan Maret maka etika politik diterabas untuk menaikkan popularitas sang calon. Kedua. Isu agama sangatlah memikat untuk digoreng kesana kemari. Ketiga. Mayoritas pemilih merupakan umat Islam maka politisasi emosional berbasis agama sedang dilakukan oleh badan pemenangan dan  pendukung dari masing-masing capres dan cawapres.

Ketiga fenomena politik Indonesia diatas terkait dengan umat Islam membuat saya berpaling kepada intelektual Islam bernama Kuntowijoyo. Apa yang pernah diuraikan oleh Kuntowijoyo di masa politik umat Islam masa kerajaan Demak sampai Orde Baru, kini pun terulang. Amnesia politik kembali melanda umat Islam.

Siapa Kuntowijoyo?

Kuntowijoyo merupakan guru besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Gadjah Mada Yogyakarta. Lahir pada 18 September 1943 di Bantul dan wafat pada 22 Februari 2005 di Yogyakarta.

Ilmu sejarah terkhusus sejarah sosial yang dikuasai Kuntowijoyo mengkaji realitas sejarah dan pengalaman umat Islam Indonesia dengan proses perubahan sosial dalam kurun waktu masa kerajaan Demak sampai Orde baru.

Kuntowijoyo bukanlah seorang politisi yang bergelut langsung dengan dunia perpolitikan Indonesia atau disebut dengan praksis. Ia justru lebih banyak bergelut dengan ilmu-ilmu kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial (sejarawan sosial).

Dalam artian pandangannya terhadap politik umat Islam Indonesia terbangun dari pengamatan langsung sebagai seorang teoritisasi atas sejarah perjalanan politik umat Islam di Indonesia.

Ini bukanlah kelemahannya dikarenakan tak terjun langsung setidaknya pengamatan-pengamatan yang berujung pada beberapa buku yang ia hasilkan merupakan sebuah observasi yang intens ditambah lagi bacaannya terhadap buku-buku pakar politik Islam seperti al-Farabi dan al-Mawardi. Ditambah lagi ia dekat dengan beberapa orang politisi Islam di Indonesia baik yang aktif maupun yang tidak aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun