Mohon tunggu...
Fakhraen Fasya
Fakhraen Fasya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota - UNIVERSITAS JEMBER

Seorang mahaswa dengan antusiasme ilmu perencanaan. Mendalami ilmu analisa spasial berbasis GIS.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evaluasi Lahan Menggunakan Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan sebagai Dasar Perencanaan Kota

6 Mei 2021   20:22 Diperbarui: 6 Mei 2021   20:38 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ketika merencanakan suatu kota, tentunya kita akan dihadapi pertanyaan "dimana yang bisa dibangun, dimana yang tidak bisa dibangung". Pertanyaan ini merupakan pertanyaan dasar yang harus dapat dijawab oleh seorang perencana. Namun, untuk menjawab pertanyaan itu tentunya tidak instan. Perlu dilakukan suatu analisis yang mencakup segala aspek yang mempengaruhi suatu lokasi tersebut dapat dibangun atau tidak.

Berbicara mengenai pemabangunan, tidak semua lahan di permukaan bumi memiliki potensi untuk dibangun. Di beberapa lokasi, lahan dilarang untuk dibangun atas dasar keamaan dan atau keseimbangan lingkungan hidup. Lokasi lokasi tersebut contohnya seperti daerah dengan kemiringan yang tinggi (>15%), daerah resapan air, dan daerah rawan bencana seperti tanah longsor, atau gunung api.

Karakteristik lahan ini tentunya perlu diketahui agar pembangunan yang dilakukan tidak melewati batas kemampuan lahan atau memberikan dampak negatif ke daerah sekitarnya. Untuk mengetahui hal tersebut, dibutuhkan suatu evaluasi terhadap lahan agar mengetahui pembangunan seperti apa yang cocok atau mampu di bangun di suatu lahan.

Dalam perencanaan kota, salah satu teknik evaluasi lahan yang biasa digunakan adalah analisis SKL. SKL atau Satuan Kemampuan Lahan merupakan teknik analisis spasial menggunakan aplikasi GIS yang digunakan untuk mengetahui potensi pemanfaatan lahan untuk pembangunan. Analisis SKL ini dapat menjadi dasar atau acuan untuk menerapkan kebijakan pemanfaatan ruang dan menjadi bahan untuk melakukan analisis analisis lainnya.

Dalam Permen PU No. 20 Tahun 2007, SKL merupakan salah satu analisis fisik dan lingkungan. terdapat sembilan SKL yang perlu dipersiapkan untuk mencari kemampuan lahan yang dimiliki suatu lahan. Sembilan SKL tersebut adalah :

  • SKL Morfologi
  • SKL Kemudahan Dikerjakan
  • SKL Kestabilan Lereng
  • SKL Kestabilan Pondasi
  • SKL Ketersediaan Air
  • SKL Untuk Drainase
  • SKL Terhadap Erosi
  • SKL Pembuangan Limbah
  • SKL Terhadap Bencana Alam

Sembilan SKL tersebut nantinya diolah menggunakan teknik "Overlay" yaitu analisis spasial berupa operasi penggabungan layer geografik yang berbeda untuk mendapatkan informasi baru. Atau lebih mudahnya penggabungan antara dua atau lebih informasi menjadi satu informasi yang baru. Analisis ini melibatkan pembobotan untuk setiap informasi sesuai dengan dampaknya terhadap potensi pembangunan. Semakin rendah total dari pembobotan suatu lokasi maka semakin rendah pula kemampuan lahan untuk diadakan pembangunan. Baik dikarenakan masalah keamanan, kenyamanan, ketersediaan SDA, dan aksesibilitas.

Selain untuk menjadi acuan dalam perencanaan pemanfaatan lahan, SKL juga dapat digunakan untuk  mengevaluasi lahan di suatu wilayah. Namun untuk mengevaluasi lahan, SKL menjadi bahan untuk analisis selanjutnya yaitu analisis kesesuaian lahan. Yang mana analisis ini memiliki beberapa unsur diantaranya:

  • Arahan tata ruang pertanian
  • Arahan rasio tutupan lahan
  • Arahan ketinggian bangunan
  • Arahan pemanfaatan air baku
  • Perkiraan daya tampung lahan
  • Persyaratan dan Pembatas Pengembangan
  • Evaluasi Pemanfaatan Lahan yang Ada Terhadap Kesesuaian Lahan

Ketujuh hasil analisis tersebut akan disatukan dan mengeluarkan Peta Kesesuaian Lahan.

Salah satu contoh analisis kesesuaian lahan dapat dilihat pada gambar ini.

Gambar pertama menunjukkan persebaran permukiman i Kota Binjai. Sedangkan gambar kedua merupakan analisis kesesuaian lahan yang mana menggunakan parameter fisik yang terdiri dari data kemiringan lereng, jenis batuan, jenis induk tanah, curah hujan, guna lahan eksisting dan jaringan jalan.

Dua gambar tersebut sebenarnya sudah cukup untuk dilakukan analisis berupa kesesuaian lahan terhadap guna lahan eksisting dengan menggunakan teknik "Overlay". Disitu akan terlihat pemrukiman permukiman yang berada di lokasi yang tidak efektif untuk guna lahan permukiman. Hasil analisis tersebut akan digunakan perencana untuk ditelaah dan mengidentifikasi potensi dan masalah yang  dapat timbul karenanya dan menjadi acuan dalam rencana pembangunan nantinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun