Mohon tunggu...
Fakhraen Fasya
Fakhraen Fasya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota - UNIVERSITAS JEMBER

Seorang mahaswa dengan antusiasme ilmu perencanaan. Mendalami ilmu analisa spasial berbasis GIS.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemalasan dan Kemiskinan

23 Oktober 2019   01:39 Diperbarui: 23 Oktober 2019   02:04 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menurut BPS (2009), penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. selain itu masih banyak indikator lain dalam menentukan seseorang atau kelompok itu tergolong miskin atau tidak. Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya.

Kemiskinan merupakan hal yang wajar dalam masyarakat. tak terkecuali diindonesia. menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia pada September 2018 sebesar 9,66%. angka ini turun 0,46% dibandingkan dengan September 2017. maka terdapat 25,95 juta penduduk Indonesia masih tergolong miskin.

Sangat banyak penyebab kemiskinan seperti kualitas sumber daya manusia, ketersediaan lowongan kerja, kondisi geografis, dan lain sebagainya. kemiskinan juga tidak sekedar berindikator pada aspek ekonomi, tetapi juga kesehatan, tempat tinggal, bahkan rasa aman. penduduk miskin tidak dapat memenuhi standard kecukupan kebutuhan hidup. entah itu finansial, fisik, maupun non-fisik.

Seiring perkembangan zaman, dimana teknologi hampir ada di segala bidang kebutuhan, dan teknologi bisa dianggap menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. teknologi mencapai titik dimana manusia memanfaatkannya bukan karena kemudahan tetapi karena kebutuhan. hal ini meyebabkan ketergantungan. meskipun teknologi diciptakan untuk memudahkan aktivitas manusia, teknologi mempengaruhi kehidupan sosial manusia. dimana bahkan untuk membeli kebutuhan hidup mereka, dapat menggunakan sebuah aplikasi yang bergerak di bidang jasa. 

Ketidakmampuan finansial tentu menghalangi orang miskin dalam memenuhi kebutuhan yang tergolong baru ini. tetapi sebenernya teknologi itu hanyalah "pemanis". dimana adanya teknologi menciptakan standard efisiensi manusia dalam beraktivitas. sebenarnya orang miskin tetap bisa menjalani kehidupannya tanpa teknologi, tapi tentunya mereka tidak bisa beraktivitas se-efisien itu dibandingkan dengan bantuan teknologi.

Dengan standard efisiensi yang sudah ada. masyarakat yang mampu dapat memaksimalkan kinerja mereka dengan menghabiskan sedikit waktu dan menghasilkan banyak waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lain. tetapi bagaimana dengan orang yang tidak mampu? mereka tetap  harus memaksimalkan kinerja mereka dengan kerja keras. setelah mereka selesai, mereka sadar bahwa kerjaan selanjutnya sudah ada di depan mata. kondisi sosial tersebutlah yang menyebabkan orang yang tergolong mampu cenderung atau berpotensi untuk bermalas - malasan dibanding orang miskin.

Budaya  kemalasan cenderung terjadi karena seseorang sudah berada di zona nyaman. terutama untuk generasi muda yang kebutuhannya sudah terpenuhi dikarenakan orangtuanya yang mampu. mereka yang tumbuh pada lingkungan yang sudah memenuhi kebutuhannya dapat menimbulkan pola pikir bahwa sistem tersebut akan selalu ada. tanpa penanganan yang tepat, generasi muda berpotensi untuk terpapar kemalasan. daripada menghabiskan waktu mereka untuk meningkatkan kualitas individu, mereka bisa saja sibuk untuk menikmati kelimpahan yang di berikan orang tuanya.

Kemalasan merupakan salah satu pintu masuk dalam "Vicious Circle of Poverty" atau "Lingkaran Setan Kemiskinan". kemalasan akan menyebabkan "Low Productivity" atau produktivitas yang rendah, baik produktivitas barang dan jasa sampai peningkatan sumber daya manusia. setiap orang dialiri waktu yang sama, tinggal bagaimana mereka memanfaatkan setiap detiknya. ada yang memanfaatkannya untuk belajar untuk mengembangkan wawasan dan kualitas individunya, ada juga yang memanfaatkan waktu tersebut untuk hal yang tidak penting bahkan tidak melakukan apapun dan hanya merelaksasikan dirinya. Tentu menikmati apa yang dipunyai merupakan hak setiap orang. tetapi malas yang dimaksud adalah keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. (Edy Zaqeus: 2008).

Pada lingkaran setan kemiskinan, produktivitas yang lemah akan berdampak terhadap "investment" atau investasi. investasi yang dimaksud adalah penanaman kemampuan atau keahlian untuk memenuhi kebutuhan hidup.  manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. tetapi ketika mereka mempunyai "investasi" yang rendah, maka mereka akan kalah dengan orang yang mempunyai kemampuan lebih. hal ini sangat tampak pada persaingan dunia kerja modern seperti rekrutmen suatu perusahaan dan instansi lainnya.

Di indoneisa sendiri angka kemiskinan dalam 10 tahun (2007-2017) menurut BPS bergerak turun. meskipun pada tahun 2015 sempat terjadi kenaikan, tetapi setelah itu kembali turun. hal tersebut tentu tidak lari dari peran pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. banyak upaya yang sudah diterapkan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. dalam kepemerintahan Jokowi-JK beberapa upaya untuk mengatasi kemiskinan antara lain :

1. Program Indonesia Pintar (PIP)

2. Program Indonesia Sehat (PIS)

3. Program Keluarga Harapan (PKS)

4. Beras Sejahtera (Rastra) atau Bantuan Sosial Pangan

5. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

6. Program Dana Desa

7. Program Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial (RAPS)

Selain 7 program diatas, tentunya banyak lagi kebijakan dari kepemerintahan sebelumnya yang masih dipakai. dan juga pemerintah juga sudah memberikan banyak upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. dalam kepemerintahan Jokowi-JK, alokasi dana APBN untuk pendidikan mencapai 20% dari keseluruhan total APBN yaitu Rp492,555 triliun. hal ini tentunya bukti pentingnya peran lembaga pendidikan sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Tetapi tetap saja bahwa kemalasan merupakan suatu kondisi sosial yang sulit untuk dikendalikan melalui kebijakan makro. itulah gunanya peran norma sosial dalam masyarakat. norma yang berlaku dalam masyarakat mempunyai caranya sendiri dalam mengatasi hal yang skalanya bukanlah cakupan pemerintah. ketika ada orang yang malas, secara tidak langsung terdapat norma sosial yang dilanggar disitu, masyarakat dapat memberikan sanksi sesuai norma yang berlaku. bisa berupa teguran, bahkan dikucilkan dari masyarakat.

Hubungan antara kemalasan dan kemiskinan merupakan bukti bahwa kondisi sosial dapat berdampak terhadap kondisi ekonominya. usaha tidak pernah mengkhianati hasil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun