Mohon tunggu...
Fakaruddin Wahyu
Fakaruddin Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Geografi Melalui Pendekatan Outcome Based Learning Sebagai Upaya Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Abad 21

17 Juli 2021   07:37 Diperbarui: 17 Juli 2021   07:38 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini, perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat. Era industri 4.0 telah mempengaruhi hampir tiap lini kehidupan. Mulai dari kesehatan, hiburan, gaya hidup, hingga pendidikan saat ini tak luput dari sentuhan teknologi. Di bidang pendidikan, hadirnya platform-platform pendidikan seperti edmodo, google classroom telah menjadi bukti nyata bahwa teknologi hadir ditengah-tengah pendidikan.

Secara konsep, era industri 4.0 merupakan industri yang berbasiskan teknologi. Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) dikutip dari Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo (2018) berpendapat bahwa industry 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Industry 4.0 berfokus pada 3 hal yaitu big data, artificial intelligence, dan internet of things.

Di bidang pendidikan, pengaruh dari adanya revolusi industri 4.0 serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran sangat terasa. kehadiran platform-platform seperti google classroom, learning management system, schoology, telah menciptakan suatu metode pengajaran yang berbasiskan online. Bila di era sebelumnya proses pembelajaran adalah dengan bertatap muka secara langsung di ruang kelas antara pendidik dengan siswa, saat ini proses pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di ruang kelas namun juga di ruang maya atau dalam jaringan. Seluruh proses pembelajaran mulai dari materi, diskusi, hingga evaluasi dapat dilakukan dalam satu platform.

Selain itu, adanya industri 4.0 telah membuat dunia pendidikan harus bertransformasi untuk dapat menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan zaman. Hal tersebut disebabkan adanya industri 4.0 telah menciptakan suatu fenomena baru yang mengubah kegiatan manusia yang semula berpusat pada tenaga manusia kemudian digantikan oleh teknologi seperti kecerdasan buatan. Hal tersebut membuat banyak profesi menjadi hilang. Oleh sebab itu, era industri 4.0 disebut juga sebagai era disrupsi. Pada seminar yang diselenggarakan oleh Program Studi S2 Pendidikan Geografi UNJ yang bertajuk "Menyikapi Tuntutan Kurikulum Abad 21", Dr. Ahmad Yani selaku salah satu pembicara pada seminar tersebut mengatakan bahwa beberapa pekerjaan yang terdampak oleh adanya revolusi industri 4.0 yaitu:

  • Pustakawan
  • Travel agent
  • Teller bank
  • Resepsionis
  • Penjaga pintu tol
  • Buruh pabrik
  • Kasir
  • Akuntan
  • Supir
  • Penjaga tiket bioskop
  • Tukang pos
  • Juru ketik
  • Pengantar koran dan surat
  • Penerjemah
  • Petugas loket kereta
  • Analis kredit
  • Penjaga palang parkir

Dengan adanya fenomena tersebut, maka proses pendidikan harus dapat menjawab tantangan tersebut agar dapat menciptakan sumberdaya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman. Untuk menyikapi hal tersebut, maka pendidikan saat ini harus menciptakan SDM yang memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks. Siswa diarahkan untuk memiliki kemampuan yang kompleks. Hal tersebut dikarenakan situasi dunia saat ini yang tidak pasti. Kemudian muncullah konsep terkait keterampilan abad 21, yaitu keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat bersaing dan sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan saat ini difokuskan pada hal tersebut, agar sumberdaya manusia yang dihasilkan dapat memiliki kemampuan yang beragam dan kompleks. 

Keterampilan abad 21 merupakan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil menghadapi tantangan, kehidupan yang semakin kompleks dan penuh dengan ketidakpastian, serta agar berhasil dalam hidup dan karir di dunia kerja. National Education Association (n.d.) yang dikutip dari I Wayan Redhana (2019) telah mengidentifikasi keterampilan abad ke-21 sebagai keterampilan "The 4Cs". The 4Cs meliputi berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.

Dalam pengaplikasiannya pada proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan pendekatan-pendekatan untuk dapat mengarahkan siswa agar memiliki keterampilan abad 21, salah satunya dengan menggunakan pendekatan Outcome Based Education (OBE). OBE merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif. OBE berpengaruh pada keseluruhan proses pendidikan dari rancangan kurikulum; perumusan tujuan dan capaian pembelajaran; strategi pendidikan; rancangan metode pembelajaran; prosedur penilaian; dan lingkungan/ekosistem pendidikan. Sederhananya, OBE merupakan pendekatan yang berfokus pada hasil.

Terkait dengan pembelajaran geografi, pendekatan OBE dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengarahkan siswa pada proses pembelajaran. Geografi merupakan salah satu mata pelajaran utama yang dibutuhkan menurut The Partnership for 21st Century Learning (2015). Geografi mengajarkan siswa untuk dapat memiliki kecerdasan spasial sehingga diharapkan dapat lebih memahami lingkungan sekitarnya. Pembelajaran Geografi dengan pendekatan OBE dapat mengarahkan tujuan pendidikan pada hasil yang diinginkan yaitu berupa kecerdasan spasial pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan OBE juga dapat dikolaborasikan dengan sentuhan teknologi seperti penggunaan peta digital, drone, dsb. 

Adapun karakteristik dari Outcome Based Education adalah sebagai berikut (Harden, 2002 dalam Tuti Purwaningsih, 2020):

  • Pengembangan yang jelas terhadap capaian pembelajaran yang harus dipenuhi sebelum akhir proses pembelajaran;
  • Desain kurikulum, strategi pembelajaran, dan peluang belajar untuk memastikan pemenuhan capaian pembelajaran;
  • Proses penilaian disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan penilaian pada masing-masing siswa untuk memastikan capaian pembelajaran terpenuhi;
  • Penyediaan remediasi dan pengayaan.

Ditengah dunia yang serba tidak pasti, pendidikan dituntut untuk dapat menciptakan sumberdaya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman. Adanya perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Sumberdaya manusia yang memiliki kualifikasi keterampilan abad 21 sangat dibutuhkan agar tidak terdisrupsi oleh revolusi industri 4.0.

referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun