Mohon tunggu...
Fajrul Ulum
Fajrul Ulum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Data diri

Seorang alumni Pesantren yang senantiasa akan menjadi santri dalam hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Heboh, 8.000 Migran Maroko Berenang ke Spanyol Malah Disuruh Balik Lagi...

29 Juni 2021   20:29 Diperbarui: 29 Juni 2021   23:17 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Heboh, 8000 Migran Maroko Berenang ke Spanyol Malah Disuruh Balik Lagi...

By : Fajrul Ulum

Disuruh Balik Lagi. Ribuan migran asal Maroko disuruh kembali lagi oleh Pemerintah Spanyol karena kedatangan mereka dianggap Krisis.

Beberapa waktu lalu negara Spanyol didatangi tamu tak diundang dengan jumlah ribuan yang kedatangannya tak disangka. Lebih dari 8000 Migran asal Maroko berenang dari Maroko menuju Spanyol. Kedatangan para tamu tak diundang ini disebabkan kondisi perekonomian Maroko yang tidak stabil. Banyaknya pengangguran, kurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan kemiskinan meningkat. Hal ini membuat masyarakat Maroko harus mengadu nasib ke negara tetangga meskipun tanpa legalitas. Mereka terpaksa berenang, jalan kaki serta menggunakan perahu karet untuk sampai ke negara Spanyol untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Mengetahui adanya tamu-tamu tersebut, membuat pemerintah Spayol untuk memerintahkan para migran tersebut untuk kembali lagi. Duh kasihan, berhari-hari berenang malah disuruh balik lagi.

Loh kok disuruh balik? Kok gak disantuni pemerintah setempat? Kok gak dibiarin, mereka kan mau mencari kehidupan yang lebih baik?

Yap, memang para migran tersebut di suruh putar haluan dikarenakan mereka adalah migran illegal yang tidak memiliki legalitas. Misal nih, kita punya rumah terus tiba-tiba diserbu puluhan orang tak diundang yang identitasnya gak jelas, pastinya kita agak risih dan akan menyuruh mereka keluar atau melapor pihak keamanan setempat untuk menangani tamu-tamu ini. Sama halnya dengan para migran ini, pemerintah Spanyol sampai mengerahkan ratusan angkatan bersenjatanya untuk mengawasi para migran ini.

Terus, kok mereka gak disantuni oleh pemerintah setempat? Sabar! Sabar!. Balik lagi ke perumpamaan rumah diatas. Idealnya mereka adalah tamu meskipun tidak diundang atau tidak dikenal dan memang tamu harus di layani. Tapi balik lagi, ada peraturan yang harus ditaati dalam memasuki wilayah orang lain. Dalam hal ini mereka tetap migran illegal yang tidak memiliki perizinan dari pihak Spanyol, tidak memiliki visa, tidak memiliki hak untuk tingga sehingga untuk menyantuni mereka bukan tanggung jawab pemerintah Spanyol. Para migran ini masih di bawah tanggung jawab kewarganegaraan mereka. Jadi ini merupakan permasalahan pemerintah kewarganeragaan mereka untuk disantuni. Akan tetapi kedatangan mereka tetap diberi pertolongan berupa baju kering, selimut dan makanan oleh beberapa warga setempat dan komuitas Palang Merah.

Berbeda dengan migran Rohingnya yang tidak dianggap oleh pemerintah Myanmar, migran Maroko ini tetap dibawah hukum dan tanggung jawab  Maroko. Karena tugas setiap negara pada dasarnya untuk mensejahterakan masyarakatnya. Permasalahan mencari kehidupan yang lebih baik adalah tugas pemerintah Maroko untuk memperbaiki situasi ekonomi di negaranya. Ibarat seorang ibu dan anak, anak yang berkeliaran kerumah orang lain, tidak ada kewajiban orang lain untuk mengurus anak itu ketika anak tersebut masih dibawah asuhan ibu kandungnya.

Kemudian, sebenarnya ada apa sih kalo mereka migran illegal? Mereka kan mau cari kerja, bukannya adalah hak semua orang untuk memperoleh kehidupan yang layak.

Ada pernyataan yang menarik yang keluar dari Perdana Mentri Spanyol atas fenomena ini "Kedatangan migran ilegal yang tiba-tiba ini menimbulkan krisis serius bagi Spanyol dan Eropa,". Loh kok jadi krisis? Krisis apa nih?.

Kehadiran para migran ini ternyata dapat mengancam stabilitas negara dan keamanan masyarakat setempat loh.  Ketika masyarakat pribumi yang secara etnis adalah homogen kemudian dimasuki oleh para pengungsi yang bisa dibilang berbeda budaya maka masyarakat pribumi tentunya harus berbagi tempat serta nilai-nilai dengan mereka dalam artian masyarakat pribumi harus menerima perbedaan yang mereka bawa meskipun perbedaan itu kurang diterima. Masyarakat harus berbagi pekerjaan, berbagi tempat serta berbagi kebebasan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun