Mohon tunggu...
Lyfe

Indonesia Butuh yang Patriotik, Bukan yang Drama

21 Agustus 2018   17:49 Diperbarui: 21 Agustus 2018   18:30 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memahami dan menjadi pemimipin untuk sebuah gerakan agung memperbaiki kondisi bangsa  bukanlah perkara main-main. Indonesia sudah dalam kegentingan yang bila tidak dalam tempo yang sesingkat-singkatnya mendapat treatment tepat maka kehancuran yang terjadi sudah pasti akan kita sama-sama nikmati sebagai penyesalan. Secara personal aku sudah muak dengan drama-drama murahan yang setiap hari mau tidak mau jadi tontonan kita karena kita masih bernyawa.

Aku Cuma bisa nyengir kuda saat lihat semakin banyak anak-anak muda yang manja dan mengkhinati berkah tuhan yang sudah mereka nikmati sejak lama untuk jadi penjilat. Bila kau memang sadar dan tidak mabuk, maka apa kau akan masih mau berbohong dan bermain peran terus terusan seperti junjungan mu? Itu pertanyaannya buat para agen penghancur negeri pendatang baru itu.

Mudah sekali bangsa kita dinina bobokkan dengan senandung intrik. Makin banyak banyak penikmat drama pembodohan yang dengan bangga menjamu dan memberi makan para menipu yang semakin subur dan berkaki-kaki menyebar limbah kebohongan. 

Diluar kondisi yang memang sudah hancur by design ini, maka kita juga harus cemas karena makin banyak orang malas yang hanya memikirkan jaya nya saja dan takut itu hilang dengan menutup mata degan kondisi asli yang sedang kita alami sebagai bangsa.

Untuk membalik keadaan dan membuat banyak orang itu sadar, bahwa bila kita mengaku adalah anggota keluarga besar nusantara yang asli maka kita harus siap berjuang untuk pemimpin yang patriotik. Sudah tidak ada tempat bagi yang Cuma bisa berlakon bila menyesal bukan bagian dari apa yang ingin kita lakukan ditahun-tahun kemudian setelah banyak hari-hari menggelikan penuh drama di tanah tumpah darah kita ini.

Aku akan semakin terangterangan memihak, aku akan semakin bangga untuk berdiri bersisian dengan yang dalam senyap nya banyak yang sudah dia selamatkan, bahkan dalam nyamannya ia mau kembali ''berdarah-darah'' demi cintanya pada Republik tempat para leluhurnya juga berjuang dibidangnya masing-masing hingga nyawa dipersembahkan untuk bangsa, dan nama pendahulunya itu diabadikan dalam nama beliau kini sebagai lajutan mimpi akan merdeka yang sebenarnya.

Ia lahir dimasa penuh heroisme. Hingga sedari kecil sudah bermimpi untuk menjadi tentara. Sebuah kenangan pernah beliau bagikan, tentang betapa ia sudah dicekoki nafas patriotik oleh sang kakek tercinta. 

Setiap ia berkunjung kerumah kakek, saat ia tiba, tenda tentara milik pamannya yang gugur dimedan perang sudah berdiri. Kakek juga selalu membawanya kekamar almarhum yang tidak dirubah penataanya, semua perlengkapan tentara juga masih rapi disana.

Hidup sejak kecil, berpindah-pindah diluar negri tidak menghilangkan cintanya pada ibu pertiwi. Dengan mantap beliau kembali pulang untuk mendaftar di AKABRI dan mewujudkan cita nya menjadi tentara dan doktrin dan atmosfir pejuang dalam keluarganya tidak pudah dan memang sudah medarah daging. Ini terbukti, jangan aku yang bilang, kalian buka sendiri lah jejak sejarah itu, ada dimana-mana, dengan mudah bisa kita akses, kalau mau.

Tidak akan ada di putar dimedia-media bila kita hanya siap disuapi. Bahkan banyak orang yang akhirnya memutuskan bersisian dengan beliau setelah mencakar-cakar sejarah sebenarnya dari apa yang sudah ia persembahkan untuk negerinya. 

Aku belajara dari beliau ini juga. Semasa sekolah dia sangat senang belajar Bahasa dan sejarah. Sebuah inspirasi lahir ketika beliau memberi sebuah pemahaman pada seorang yang sedag mewawancarinya, kalau kita tidak belajar dari sejarah, suatu saah kita akan dihukum melakukan kesalahan yang dilakukan pendahulu kita. Seuah bentuk patriotik buat aku. Karena seorang patriotik tidak boleh tidak cerdas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun