Saya ga kemana-mana, saya berada di Indonesia, saya hadapi.Â
Lama-lama rakyat kita juga faham, sejarah juga membenarkan.
Yang benar akan muncul, fitna-fitnah terhadap saya lama-lama juga hilang.
Karena memang tidak benar. Lama-lama orang sadar, itu bagian dari politik.
Perubahan rezim. Saya waktu itu bagian dari rezim lama, jadi saya harus dihabisi, dikorbankan.
Itu saya kira sesuatu yang saya terima sebagai resiko.Â
Seorang pemimpin, seorang pejabat, saya hadapi, saya jawab.
Hi... long time no see,
Selasa, happy people...
Hari-hari ini kita sedang asyik menikmati awal bagi harapan baru bagi masa depan bangsa kita dalam menentukan pemimpin dengan jalan demokrasi. lagi, Pak Prabowo akan maju dan siap bersama calon wakil presidennya bang Sandiaga Uno.Â
Iki kali ke tiga pak Prabowo berjuang untuk cita-cita sebagian besar atau bahkan seluruh bangsa kita, yakni mengembalikan kejayaan Indonesia, bahwa kita negara kaya dan tidak boleh lagi ada rakyat yang lapar. Emmmm tapi ga seluruh deng, sebagian besar, karena sampai saai ini masih ada diantara kita yang tidak ingin itu terwujud. Di masa ini makin jelas siapa orangnya, dari jenis apa mereka, tapi yang menggelikan merekalah yang tanpa malu melakukan klaim mereka yang paling kita, paling  Indonesia, paling Pancasila,paling toleran, padahal semua klaim itu adalah opposite dari nyatanya mereka. Â