Mohon tunggu...
Fajar Sumardhan
Fajar Sumardhan Mohon Tunggu... Wiraswasta - profil pribadi

jadilah manusia yang berguna untuk sesama

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengenal Dekat dengan Moderasi Beragama

14 Agustus 2020   14:42 Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:26 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Baru- baru ini sangat terdengar keras dan di hebohkan tentang moderasi  beragama, banyak juga di kalangan masyarakat yang tidak tau akan hal seperti itu, munculnya istilah itu dikarnakan banyak isu-isu terkait dengan kerukunan umat beragama yang timbul baru-baru ini isu itu pun terdengar sampai kanca internasional, sehingga pentingnya upaya pemerintah dalam pembangunan moderasi beragama di masyarakat, kata kepala pusat kerukunan beragama (PKUB) Kementrian agama.

Dalam upaya moderasi beragam ini munculah ide yang dianggap mutiara di beberapa kalangan yaitu sebuah payung bernama toleransi, dalam hal toleransi hal seperti ini maka timbul lah "Terowongan Toleransi", dalam ide tersebut diharapkan dapat menimbulkan sebuah kerukunan antara agam satu dengan agama lainnya.

Pembangunan sebuah terowongan toleransi itu tentunya dapat kritikan keras diberbagai kalangan, karna terowongan toleransi itu di buat untuk menghubungkan antara mesjid istiqlal dengan gereja katedral dalam pembangunan itu di setujui oleh presiden republik indonesia, dalam hal pembangunan terowongan itu kiranya dapat menjadi sarana silaturahmi.

"Tidak perlu menyebrang, sekarang pakai terowongan silaturahmi" tanggapan sebuah tokohpun ada yang pro dan ada yang kontra. Ada yang mendukung dan ada juga yang meminta Jokowi untuk mengkaji ulang dalam hal terowongan itu yang menghubungkan dua rumah ibadah.

Tentunya dalam hal ini kedua organisasi islam terbesar di indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdatu Ulama (NU) memberikan kritik keras dalam hal pembangunan terowongan tersebut. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan , masyarakat membutuhkan silaturahmi dalam bentuk infrastruktur sosial bukan dalam bentuk infrastruktur fisik berupa terowongan.
"di mana pemerintah secara sungguh-sungguh membnagun toleransi otentik, toleransi hakiki dan bukan toleransi basa-basi. Itu yang dibutuhkan, "kata Abdul Mu'ti seperti dikutip dari salah satu media nasional.
Begitu juga yang di katakan oleh pihak NU. Ketua Umum Pengurus Besar NU, Said Aqil Siroj, mempertanyakan urgensi pembangunan tersebut. " Harus ada nilai dong, nilai budaya, apa nilai agama, atau Cuma strategi politik? "ujar said, dikutip dari republika.
Menurutnya, akan lebih baik jika kedua agama membangun kerja sama dalam bidang lain seperti bidang teknologi maupun bidang ekonomi, selain itu toleransi bisa dibangun melalui kebersamaan sikap mengenai kondisi di dalam dan di luar negeri.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indinesia ( GPI ) Gomar Gultom mengatakan bahwa simbol-simbol bangunan tersebut tidak dapat mengatasi masalah-masalah kasus intoleransi yang terjadi di indonesia.
"kita membutuhkan kerukunan yang eksistensial, bukan yang formalistik dan simbol-simbol semaja, ujarnya seperti dikutip dari Tempo.co.
Kontras dengan kritikan tersebut, ketua konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Uskup Agung Ignatius Suharyo menyatakan dukungan terhadap rencana pembangunan terowongan bawah tanah tersebut, seperti yang dikutip dalam republika, terowongan itu menjadi monumen abadi yang sangat berarti dan bermakna.
Begitu juga dengan kepala Mesjid Istiqlal Abu Huraira beliau mengatakan bahwa indonesia membutuhkan ikon toleransi. Terowongan itu akan menjadi tempat penyebrangan bagi jemaat gereja katedral yang hendak memakir kendaraan nya di halaman mesjid istiqlal tanpa harus memutar terlebih dahulu.
Sementara itu Tenaga ahli utama kantor staf kepresiden (KSP) kedeputian komunikasi politik Donny Gahral mengatakan bahwa rancangan pembangunan tersebut sudah di sepakati oleh pengurus kedua rumah ibada tersebut. Hal itu didasari dengan tempat lalu-lalang kedua umat beragama tersebut baik yang mau kemesjid istiqlal maupun ke gereja katedral.
"Tapi kemudian oleh pak Jokowi itu di narasikan sebagai terowongan silaturahmi. Jadi, pak jokowi memberikan makna terhadap sesuatu yang sebenarnya fungsonal saja," kata Donny.
Moderasi Beragama Dalam Pandangan Islam
Moderasi beragama akan menghasilkan sebua deradikalisasi umat islama dimana dalam pemahaman nya akan di sanding kan dengan yang namanya islam moderat, dalam pemahaman tersebut akan membawa umat islam hilang dengan keutuhan nya sehingga terjadi sekularisasi ajaran islam. Pemahaman sekularisai akan membawa umat islam hilang akan matranya menjadi cara berfikir umat yang semangkin merosot dan akan menghasilkan manusia-manusia yang yang berfikir sesuka hatinya bahkan menafsirkan ayat-ayat suci alquran dengan hawa nafsunya sendiri.
Dalam agama islam makna toleransi sangat jelas dikatan dalam surah al-kafirun: "lakum dinukum waliyadin" (Untuk mu Agama mu, dan untukku Agamaku). Dalam ayat tersebut bahwa memberikan kebebasan kepada siapa pun dalam beragama. Pluralitas dalam islam merupakan Sunatullah, namun tidak sampai mengantarkan kepada sekuleritas (Moderat beragama). Justru dengan adanya pluralitas yang Allah ciptakan, maka manusia sangat di butuhkan aturan yang mampu menyatukan.
Islam adalah agama yang lengkap, termasuk penjelasan mengatakan bahwa istilah tidak boleh menyebut sebuah istilah dibuat sembarangan. Allah berfirman dalam Al- Baqarah :140 "Hai orang- orang yang beriman janganlah kamu katakan kepada (muhammad) raa'ina tetapi katakanlah unzhurna dan dengarkanlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih"
Raa'ina berarti sudikiranya kamu memperhatikan kami. Dikala para sahabat menghadapkan kata ini kepada rasulullah orang yahudi pun menggunakan kata ini dengan gumam seakan-akan menyebut raa'ina padahal ang mereka katakan ru'uunah yang bererti kebodohan yang sangat. Sebagai ejekan kepada Rasulullah . itulah sebabnya Allah menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar kata perkata raa'ina menjadi unzurna yang juga sama artinya dengan raa'ina.
Dalil-dalil dalam al-quran yang memerintahkan seorang mukmin untuk mengambil islam secara kafah: surat al-baqarah : 208 "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islma keseluruhan, dan janaganlah kamu tiruti langkah-langkah setan . sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".
Surat Al-imran :31 katakanlah (muhammad). "jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu", Allah maha pengampun , Maha Penyayang.
Surah al -- ahzab : 36 "dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin, apabila allah dan rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan , akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasulnya maka sungguh dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun