Mohon tunggu...
Fajar Satriya
Fajar Satriya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Masalah dan Risiko Auditor

27 Juli 2017   10:29 Diperbarui: 27 Juli 2017   10:35 13713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Setiap orang pasti memiliki masalah, entah itu masalah keuangan, masalah kesehatan, masalah pekerjaan, dan juga masalah hati. Masalah terakhir tadi sangat berat, bisa membuat konsentrasi seseorang hilang, ada juga yang tidak nafsu makan bahkan  ada yang justru sebaliknya nafsu makannya meningat dua kali lipat dari biasanya. Untungnya disini saya tidak membahas permasalahan hati terlalu dalam, karena jika membahas masalah hati tentu tidak akan ada habisnya

Sebenarnya masalah yang menimpa seseorang itu biasanya hanya hal-hal sepele tetapi kita saja yang selalu membesar-besarkannya. Masalah makan menggunakan sendok atau sumpit, masalah mie rebus atau mie goreng, masalah belum makan jika belum makan nasi, sampai masalah wc duduk atau wc jongkok. Dari masalah sepele itulah akhirnya terjadi perdebatan yang gak penting gak masuk akal. Padahal kalau kita lihat masalah tadi itu hanya tergantung selera.

Disini saya akan membahas masalah yang lebih menari untuk di bahas daripada ilustrasi-ilustrasi yang saya berikan tadi. Bahasan utama saya kali ini masuk ke masalah pekerjaan atau tepatnya masalah profesional yang dihadapi seorang auditor. Kenapa harus membahas masalah auditor? Karena auditor merupakan pekerjaan yang menurut saya menarik untuk di bahas di bagian permasalahannya.

Lalu masalah apa yang dihadapi auditor? Masalah yang dihadapi auditor itu berupa risiko dalam pekerjaannya. Yaitu risiko-risiko yang sering dijumpai auditor dalam setiap pekerjaannya. Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material. Auditor menyadari bahwa risiko tersebut ada karena adanya hal-hal seperti, ketidakpastian mengenai kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, serta ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai.

SA 312 mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam dua hal yaitu perencanaan audit dan perancangan program audit, serta pengevaluasian akhir laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum.

Komponen risiko audit pada umumnya terdiri atas tiga, yaitu:

  • Risiko Bawaan (Inherent Risk)

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait. Risiko bawaan selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat diubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun.

Risiko bawaan bervariasi untuk setiap asersi. Sebagai contoh, asersi keberadaan dan keterjadia kas mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. Hal ini disebabkan uang tunai merupakan suatu aset yang sangat rawan terhadap manipulasi, dan semua orang berminat terhadap uang. Sedangkan aktiva tetap lebih terlihat jelas keberadaannya. Risiko bawaan juga dibedakan atas risiko bawaan setiap akun dan risiko bawaan keseluruhan untuk banyak akun.

  • Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi maupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian intern entitas. Risiko pengendalian tidak pernah mencapai angka nol karena pengendalian intern tidak akan dapat menghasilkan keyakinan penuh bahwa semua salah saji material akan dapat dideteksi maupun dicegah.

Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas struktur pengendalian intern. Semakin efektif struktur pengendalian intern entitas klien, semakin kecil risiko pengendaliannya. Penetapan risiko pengendalian didasarkan atas kecukupan bukti audit yang menyatakan bahwa struktur pengendalian intern klien adalah efektif.

  • Risiko Deteksi (Detection Risk)

Risiko deteksi merupakan risiko ketika auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi, sedangkan semakin besar risiko bawaan ataupun risiko pengendalian, semakin kecil risiko deteksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun