Mohon tunggu...
Fajar Sebastian S
Fajar Sebastian S Mohon Tunggu... Teknisi - Departemen Teknik Kelautan FTK Institut Teknologi Kelautan Sepuluh Nopember

Mahasiswa Teknik Kelautan (19) ITS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ada Apa dengan Laut Cina Selatan? Geopolitik dan Geostrategis Laut Cina Selatan

27 Januari 2021   21:33 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:36 2696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta cadangan minyak bumi yang terdapat di Laut Cina Selatan (sumber : CSIS)


Tentu Natuna terdengar tidak asing bagi kita. Pasalnya beberapa bulan lalu kita telah dihebohkan dengan berita yang berasal dari salah satu kepulauan di ujung Nusantara. Pada Desember 2019 kapal Tiongkok (Cina) ditemukan tengah melakukan illegal fishing di perairan Natuna. 

Ini bukan pertama kalinya hal serupa terjadi. Jika kita pikir sejenak mungkin muncul pertanyaan, mengapa kapal nelayan Cina harus datang jauh-jauh untuk mencari ikan di perairan Nusantara? 

Apakah memang benar kapal berbendera Cina ini menerobos batas perairan hanya untuk mancing? Untuk mengetahui motif dibalik persoalan ini, kita harus memahami fenomena geopolitik yang terjadi di Laut Cina Selatan.

Laut Cina Selatan dan Potensinya

Laut Tiongkok Selatan (biasa disebut South China Sea atau Laut Cina Selatan, disingkat LCS) adalah laut marginal pada Samudra Pasifik Barat. Memiliki luas kurang lebih 3,500,000 km persegi (1,400,000 mil persegi) perairan ini semi tertutup. LCS adalah wilayah yang berdampak signifikan terhadap kepentingan ekonomi dan geostrategik internasional, menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik. 

Satu per tiga transpor maritim dunia melewati LCS, mengangkut perdagangan senilai US $3 triliun per tahun(Rp 14,2 ribu triliun).[ChinaPower, 1 Januari 2021] Cadangan minyak dan gas alam yang besar dipercaya terkubur dibawah dasar LCS, setidaknya sekitar 190 triliun kubik feet gas alam dan 11 miliyar barel minyak. [AMTI, 1 Januari 2021 ] 

Keberlimpahan pada sektor perikanan juga menjadi penunjang keamanan pangan bagi penduduk Asia Tenggara. Selain potensi yang dimilikinya, LCS juga memiliki aspek krusial yang perlu disorot. Diantaranya Laut China Selatan memiliki beberapa choke point, menjadi jalur penyelundupan, dan lain sebagainya. Oleh karena semua itu, perubahan kebijakan atas perairan LCS akan berdampak besar terhdap dunia.

Melihat betapa krusialnya LCS dalam berbagai faktor, berbagai negara dan pihak berusaha menguatkan pengaruhnya di wilayah tersebut. Sedikitnya ada tujuh negara yang melakukan klaim batasan maritim, dimana klaim tersebut saling tumpang tindih. 

Dari semua negara tersebut, Republik Rakyat Cina (RRC) menyodorkan klaim paling besar yaitu dengan klaim teretori Nine-dash line. Usaha RRC untuk mendominasi LCS dengan tidak segan memproyeksikan hegemoni terhadap negara yang bersangkutan.

Peran Penting Laut Cina Selatan untuk Negara di Asia Tenggara

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, LCS memiliki peran penting sebagai jalur perdagangan. Banyak negara-negara Asia Tenggara yang menggantukan perekonomianya pada ekspor sumber daya alamnya seperti Indonesia dan Malaysia.

Adapun negara importir besar seperti Cina, Jepang, dan Amerika juga bergantung pada jalur ekonomi LCS. Melalui Selat Malaka yang sempit, jalur perdagangan ini merupakan choke point yang sangat penting bagi perekonomian global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun