Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Tak Ubah

18 September 2023   09:55 Diperbarui: 18 September 2023   11:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagai gulma, rindu tumbuh di luas jagat
Yang kasat, jarang tersentuh dan terjamah.
Di bawah remang bulan biru ia terbang bagai debu musim panas
Terombang-ambing tak menentu kemana arah.
Jika hujan ia larut pada air dan mengalir bersama arus sungai, lalu menjauh dari sumbernya. 
Kadang ia tersangkut pada ranting juga batu
Seperti sampah, ia jelaga.
Kadang juga mengendap bagai lumpur, tanah merah basah
Yang liat dan likat.
Dia terus berubah
Dia berubah-ubah terus. 
Hanya satu yang tak ubah
Doanya akan rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun