Mohon tunggu...
Fajar Rizki Aji
Fajar Rizki Aji Mohon Tunggu... Lainnya - KKN PKP UNIMAL

Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kreatif! Strategi Pemasaran Bisnis di Tengah Pandemi

1 Desember 2020   02:21 Diperbarui: 1 Desember 2020   02:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah pribadi dari freepik

Tidak bisa dipungkiri pandemi yang terjadi saat ini memukul telak banyak industri dan pelaku bisnis didunia tak terkecuali di Indonesia tetapi pandemi membuka peluang agar para pelaku bisnis lebih kreatif berkomunikasi dengan konsumennya. Empat pelaku bisnis berikut ini sukses memanfaatkan situasi pandemi jadi peluang, setidaknya kamu bisa belajar dari mereka.

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
1. For Days, Sebelum pandemi mereka memproduksi pakaian berbahan organik yang ramah daur ulang, For Days bahkan menerima pakaian bekas konsumen untuk didaur ulang jadi sesuatu yang bermanfaat. Setelah pandemi, For Days membuat kampanye donasi sepuluh masker bagi setiap konsumen yang membeli setiap satu produknya, mereka juga menjual masker yang hasil penjualannya digunakan untuk donasi masker. Strategi ini dilakukan karena For Days dengan cepat menganalisa kebutuhan terpenting konsumen saat ini.

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
2. Brides.Com, Bisnis pernikahan adalah satu bisnis yang paling terdampak pandemi, Bride.com justru memanfaatkannya dengan menerbitkan cerita dari vendor dan konsumen yang batal melakukan pernikahan karena pandemi, kini cerita-cerita itulah yang menghiasi halaman depan Bride.com, hasilnya banyak orang yang tertarik dengan cerita yang autentik dan relatable. Bride.com mungkin akan dijauhi pengiklan jika kontennya menyulitkan bisnis pernikahan, tapi setidaknya mereka punya kedekatan lebih kuat dengan pembaca yang berpotensi menjadi calon konsumen dimasa mendatang.

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
3. Peloton, Awalnya mereka fokus menjual alat kebugaran beserta kelas kebugaran virtual dengan beragam paket yang disesuaikan kebutuhan konsumen. Setelah pandemi, Peloton justru memperpanjang kelas kebugaran virtual gratisnya hingga 3 bulan, bagikan konten yang mendukung konsumen tapi pastikan sifatnya saling menguntungkan. Konsumen mungkin senang dengan kelas kebugaran virtual gratis, tapi setidaknya Peloton mengantongi email mereka yang berpotensi menjadi pelanggan dimasa mendatang.

Ilustrasi pribadi
Ilustrasi pribadi
4. Toyota, Sebagai salah satu perusahaan besar tentunya berat jika melakukan kampanye pemasaran ditengah pandemi ini, tetapi toyota tetap melakukan pemasaran dengan cara membuat kampanye dengan digital yang proses keseluruhannya dilakukan via aplikasi zoom diruang keluarga si model iklan. Jika perusahaan sebesar Toyota tetap membuat iklan dengan apa yang dimiliki berarti kamupun bisa.

Ingat masa-masa yang buruk seperti sekarang jangan dijadikan alasan untuk melakukan pemasaran yang buruk juga, banyak konsumen yang masih bersedia mendengarkan bahkan melakukan aktivitas pembelian, tetapi mereka hanya akan membeli dari perusahaan yang memecahkan masalah bukan malah menambah masalah. Jadi tetap semangat berjualan ya !

Fajar Rizki Aji, Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh. 

Mengikuti Program KKN Penulisan Karya Pengabdian (KKN-PKP) 

Dibawah Bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Riyandhi Praza, S.P., M.SI 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun