Kau menutup mata, kau terpejam lama,Â
Sampai besok - sampai lusa dan tak bangun bangun.
Apa yang kau mimpikan sampai tidak bangun bangun?
Indahkah disana?
Seperti kedamaian yang pernah di janjikan.
Lalu kau kembali, membuka mata dan selalu tampak lelah tampak lemah.
Aku membaringkanmu di pundakku.
Hingga selalu rasa air matamu yang menetes di kemejaku.
Kau selalu menolak saat ku seka air mata itu.
LAlu kau berbisik padaku untuk mengejar matahari.
Entah kenapa kemudian aku pergi?Â