Mohon tunggu...
Fajar Eko Yulianto
Fajar Eko Yulianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku bukan anak seorang raja, bukan juga anak seorang ulama besar maka: aku menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menuai Padi di Tengah Perubahan Iklim

31 Juli 2021   15:23 Diperbarui: 31 Juli 2021   15:42 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan Sawah di Desa Dlangu (Dokumen Pribadi Narasumber: Bahruzin Amali)

Cekaman perubahan iklim berdampak kerugian maupun keuntungan, baik pada fisik, sosial, produk dan juga ekonomi. Sektor pertanian yang merupakan tanaman pangan merupakan kelompok paling rentan (mempunyai tingkat kerentanan paling tinggi) terhadap perubahan iklim karena merupakan jenis tanaman musiman yang pada umumnya relatif sensitif terhadap cuaca ekstrim, kelebihan maupun kekurangan air dan curah hujan yang tinggi yang kemudian dapat menyebabkan banjir. Hal itu hanyalah sebagian kecil akibat dari perubahan iklim yang terjadi di Indonesia, terutama di desa Dlangu.

Desa Dlangu terletak di Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 1 km sedang jarak dari pusat pemerintahan kabupaten berjarak 17 km dan jarak dari ibukota provinsi Jawa Tengah 150 km. Dengan jarak tersebut cukup untuk menikmati hamparan luas persawahan yang asri nan indah.

Keadaan tanah di desa Dlangu terlihat subur, terletak di dataran tinggi dengan dua musim (hujan dan kemarau) sehingga kandungan air tanah cukup, beriklim tropis dan suhu udara rata-rata berkisar 26C. Dengan luas wilayah 216 Ha, desa Dlangu dipadati penduduk kurang lebih 3000 jiwa (2019) yang mayoritasnya berprofesi sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga sehari-hari.

Seperti Bahruzin Amali (20) adalah salah seorang pemuda di desa Dlangu yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang online. Selain itu, Ia juga membantu memelihara domba milik kedua orangtuanya sebagai investasi untuk keperluan yang akan datang. Ayam juga dipeliharanya sebagai tambahan penghasilan dan hiburan serta Ia membantu kedua orangtuanya mengolah lahan pertanian. Maka dari itu, Ia cukup paham menceritakan bagaimana kegiatan pertanian di tengah perubahan iklim ketika diwawancarai melalui WhatsApp.

Biasanya, waktu tanam padi dilakukan di akhir musim penghujan dan awal musim kemarau jika perubahan iklim tidak mempengaruhinya.

"Saat ini, perubahan iklim tidak mempengaruhi waktu tanam. Walaupun iklim tidak mempengaruhi bukan berarti para petani melakukan penanaman secara serentak karena sumber air yang disalurkan melalui pengairan dilakukan secara berbeda. Jika terjadi banjir biasanya petani menunda waktu penanaman hingga air surut kurang lebih selama 2 minggu tergantung ketinggian air yang menggenangi lahan.", ujarnya.

Perubahan iklim sangat dipengaruhi oleh pemanasan global. Akibat pemanasan global curah hujan lebih terfokus pada musim hujan, sedangkan musim kemarau cenderung lebih kering. Sehingga menyebabkan kekeringan dalam waktu lama dan suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan penguapan. Oleh karena itu, hasil produksi pertanian rentan terhadap kenaikan suhu yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan gagal panen. Kenaikan suhu dapat mempengaruhi meningkatnya jumlah hama. Jenis hama yang sering ditemukan oleh para petani, yaitu keong, tikus, wereng, walang sangit, burung dan ulat.

"Hasil panen saat perubahan iklim biasanya mengalami penurunan. Tetapi, itu tidak semua dirasakan oleh para petani karena ketika hama menyebar petani sudah siap untuk menanggulanginya dengan melakukan penyemprotan untuk menjaga kualitas padi.", ujarnya.

"Kegagalan panen yang saya alami biasanya terjadi saat banjir. Jadi, jika terjadi hal seperti biasanya dilakukan penanaman ulang. Tapi, ada juga kegagalan panen karena hama.", sambungnya.

Lahan dengan ukuran 1 ubin sama dengan 14 meter persegi dapat menghasilkan kurang lebih 1 ton padi. Terkadang naik atau turun tergantung perubahan iklim dan jumlah hama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun