Mohon tunggu...
Fajar Eko Yulianto
Fajar Eko Yulianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku bukan anak seorang raja, bukan juga anak seorang ulama besar maka: aku menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Anak Seberang

25 Juli 2021   09:03 Diperbarui: 25 Juli 2021   09:10 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi itu hujan turun
Ia sudah selesai dengan bukunya
tinggal mengejar angan
dengan selembar Pattimura di saku celana.

Langkah demi langkah menghunjam
menyusuri deras anak sungai Mahakam,
sebab jembatan yang biasanya
runtuh pukul enam.

Melintasi jalan penuh lumpur- penuh tanah
kotor semua yang dipakai,
tapi tidak dengan hatinya.

Sesampainya di gubuk kusam
beralas tanah beratap daun tebu,
duduk melukiskan masa depan
walau hujan menyetubuhi.

Sesaat reyot terdengar,
Ia membidik lubang samping kiri.
Pak Guru berlari menuntun untanya- bersandang lusuh menenteng ilmu.

Pagi berganti petang
buku berganti;
pacul di kanan
arit di kiri
caping di kepala.
Ditemani nyanyian katak,
Ia melagu kidung tingkilan.
Pulang membawa segenggam rumput
dan harapan: Semoga ibu senang

(2020)
Fajar Eko Yulianto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun