Mohon tunggu...
Fajar Dame Harahap
Fajar Dame Harahap Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Wanita Istri Pecandu Narkoba: Narkoba itu Jahat!    

15 Maret 2017   16:40 Diperbarui: 17 Maret 2017   04:01 2287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sabu ternyata menaikkan syahwat birahi keduanya. Sejak jam 8 malam hingga jam 12 siang keesokan harinya, keduanya bergelut dan berpeluh desah. Ironisnya, membuat Sarah harus tumbang dan yerpaksa diopname beberapa hari di salahsatu Rumah Sakit di Rantauprapat.

Beberapa waktu lalu, suaminya tertangkap Polisi Narkoba di suatu tempat di Rantauprapat. Dari tangan Kadir polisi mendapati sejumlah narkoba jenis sabu dan barang bukti lainnya. Kejadian itu, tentu saja menyebabkan kualitas kehidupan keluarga ini semakin down.

Diperparah pula, seorang anak remajanya yang masih berusia 16 tahun mengalami brokenhome. Putrinya yang seharusnya masih menimba ilmu di dunia pendidikan, tetapi harus dihidup di jalanan dengan teman-teman dunia Funk-nya.

Itu diperkuat ketika suatu massa dia memergoki gadis kecilnya dalam kondisi fly sehabis menggunakan narkoba jenis lem. Kondisi anaknya yang tak stabil, menjerit histeris dan mengaku tersakiti dengan kondisi keluarga diantara pasangan suami istri yang kerap berkelahi.

"Aku dapati anakku dalam kondisi mabuk lem. Ku ajak pulang, dia membentakku seraya berharap secepatnya mati kalau memakai lem. Aku tak kuasa melihatnya," aku Sarah.

Dia juga harus menanggung gunjingan para tetangga. Lingkungan tempat tinggal mereka di suatu sudut kota Rantauprapat adalah titik merah lokasi peredaran narkoba.

Setelah tertangkapnya Kadir sang suaminya, disusul pula tertangkapnya pria-pria tetangga lain. Ironisnya, warga di sana menudingnya sebagai penyebab tertangkapnya pria di kampung itu.

"Pria di lingkungan kami tertangkap. Saya malah dituduh jadi kibus. Saya harus bagaimana," akunya.

Di tengah kepanikan-kepanikan yang dihadapinya, Sarah butuh dukungan. Dia kini menjadi wanita yang benar-benar mengerti betul efek negatif dari narkoba. "Saya ingin berteriak sekencangnya. Jika ada yang ingin pembuktian efek narkoba saya akan menjeritkannya. Narkoba itu jahat," tandasnya mengakhiri ceritanya seraya menuntun 3 putri lainnya berlalu silah dari para wartawan.

----------- ++++ ----------

Kisah ini nyata! Namun, sejumlah nama dan tempat sengaja dikaburkan untuk melindungi privasi mereka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun