Mohon tunggu...
Fajar Prihattanto
Fajar Prihattanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis ide dan pengalaman

Guru seni rupa, pembuat karya seni (gambar, lukis, film, musik), youtuber, dan penyelam keheningan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meniti Jalan Spiritualisme

9 April 2019   01:45 Diperbarui: 10 April 2019   18:52 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel lengkap dapat dibaca https://www.kompasiana.com/fajar_prihattanto/5c84aa8baeebe15b380345b6/kajian-sains-sejarah-spiritualisme-dan-kebudayaan-nusantara-pada-workhsop-mahadaya-suwung 

Wawasan saya semakin bertambah, karena berbagai pengalaman, kesadaran, dan pemahaman baru saya dapatkan secara langsung dari Setyo Hajar Dewantoro. Sampai dengan saat ini, selain melalui buku, workshop, tulisan blog, Facebook, Telegram, Instagram, dan grup WA, wedharan serta bimbingan dikemas dalam banyak sekali format audio.



Tentu saja semua proses perjalanan saya dari mulai perguruan pertama, kedua, hingga sekarang dan sumber-sumber yang lain semua saling berkaitan, saling melengkapi antara satu dengan yang lain, semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya TM, kelebihannya adalah pada pola latihan yang bervariatif, menggabungkan meditasi, olah nafas, olahraga, dan kebatinan. 

Astha Suci memiliki keunggulan dalam hal variasi aplikasi keimuan, dari penyembuhan, keghaiban, debus, dan keampuhan yang langsung dapat dibuktikan. Sedangkan Mahadaya Istitute lebih terfokus kepada pemurnian jiwa serta kenaikan level kesadaran untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun kehidupan setelah kematian.

Mahadaya Institute memberikan pencerahan tentang berbagai pertanyaan yang selama ini belum terjawab, atau lebih tepatnya belum memuaskan dahaga pertanyaan-pertanyaan saya di bidang supranatural-spiritual. Lelaku yang dijalankan pun tidak terlalu rumit meskipun saya tidak mengatakannya bahwa itu mudah, yaitu selalu meditatif dalam setiap laku kehidupan. 

Menyadari setiap detik kenyataan dengan ikhlas dan bersyukur dengan senantiasa berbuat baik, memiliki hati yang jernih, berkarya, dan berbagai laku kehidupan yang selaras dengan sifat-sifat Illahi. Pada waktu-waktu tertentu (tanpa ada batasan waktu) dibutuhkan laku meditasi, yaitu menyelami diri, melakukan ketersambungan dengan Sang Maha Pencipta. 

Ketersambungan dengan Sang Maha Pencipta akan berpengaruh pada keselarasan hidup sesuai cetak biru misi kehidupan yang menjadi jatahnya. Karena pada dasarnya, tujuan semua makhluk hidup di dunia ini adalah untuk melakukan peningkatan level kesadaran dan kemurnian jiwa agar di kehidupan selanjutnya semakin meningkat, menjadi insan kamil, dan pada akhirnya kembali kepada Sangkan Paraning Dumadi.

Cara mengukur level kesadaran dan kemurnian jiwa seseorang adalah dengan melihat aura atau parameter Level of Consciousnes (LOC). LOC dipengaruhi tingkat kejernihan tubuh karma, tubuh pengetahuan, keterjeratan dengan makhluk entitas bawah (khodam, jin, siluman, dan sejenisnya), kekuatan energi Illahi, dan kejernihan emosi atau keadaan psikologi. 

Semakin tinggi LOC seseorang berkaitan dengan semakin tingginya ketersambungan seseorang dengan hati nurani, biasa disebut juga dengan istilah diri sejati, Guru Sejati, Roh Kudus, atau Nur Muhammad. Kehidupan orang-orang dengan LOC tinggi tercermin pada tingkat laku yang penuh kasih, selaras, memberikan kenyamanan, bahagia, damai, ikhlas, tidak didominasi sifat-sifat angkara murka, iri, dengki, sombong, prasangka buruk, mudah menyakiti hati orang lain, dan sejenisnya.

Beberapa laku yang biasa dipraktikkan adalah meditasi nafas, tersambung dengan Diri/Guru Sejati, ruwatan diri, guru suci, penyelarasan tempat, penataan tubuh, pembangkitan energi Illahi, pemberkatan bumi, penataan tubuh, keberlimpahan, tarian jiwa, kesatuan mikrokosmos makrokosmos, suwung, dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun