Tetapi Allah mengingatkan Abu Bakar dan semua orang-orang beriman: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (An-Nur, 22)
Abu Bakar kemudian keluar dari rumahnya dan berkata pada dirinya sendiri: Ya, saya sangat menginginkan pengampunan dari Allah.
Lalu Abu Bakar tidak hanya tetap terus membantunya tetapi dia malah meningkatkan bantuannya pada Mistah.
Islam menegaskan keadilan dan hukuman bagi pelaku tindakan yang salah, tetapi Islam juga sangat menekankan pada belas kasih, kebaikan dan cinta.
Keadilan, hukum dan ketertiban sangat diperlukan untuk pemeliharaan tatanan sosial, tetapi ada juga kebutuhan akan pemaafan untuk menyembuhkan luka dan memulihkan hubungan baik antar sesama manusia.
Kita harus ingat bahwa sebanyak apa kita membutuhkan pengampunan dari Allah akan dosa dan kesalahan kita sendiri, sebanyak itu pula kita harus memberikan maaf kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita.
Artikel ini disadur dari artikel berbahasa Inggris dari laman www.islamicity.org yang dikarang oleh MUZAMMIL SIDDIQI terbit pada 17 April 2018 dengan judul "Forgiveness and Repentance in Islam".