Mohon tunggu...
Olahraga Pilihan

Ulasan Jurnal "An Eye for Talent: Talent Identification and the Practical Sense of Top-Level Soccer Coaches"

19 September 2018   19:55 Diperbarui: 19 September 2018   20:28 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini meupakan uraian atas sebuah artikel jurnal yang berjudul "An Eye for Talent": Talent Identification and the "Practical Sense" of Top-Level Soccer Coaches'' yang ditulis oleh Mette Krogh Cristensen dari Universitas of Southern Denmark. Artikel jurnal ini dimuat oleh Sociology Sport Journal  pada tahun 2009 hal 365-382 Human Kinetics.

Ringkasan

Penelitian oleh Mette Krogh Cristensen ini bertujuan untuk mengetahui para pelatih sepak bola tingkat nasional di Denmark mengidentifikasi pemain sepak bola yang memiliki bakat dalam permainan sepak bola. Jika melihat suatu karya dari Bourdie adalah dengan mengidentifikasi pemain yang memilki bakat dengan proses yang rasional dan objektif. 

Penelitian dilatar belakangi bagaimana para pelatih mengeksplorasi atlet berbakat, delapan pelatih di sebuah Negara Denmark menemukan bakat dengan panca indra dan rasa. Saat ini pelatih sering menggunakan ungkapan "saya bisa melihat" dan "saya melihat" pada saat mereka menggambarkan dan mereka memilih pemain yang memiliki bakat dalam permainan sepak bola. 

Bagi pelatih bahwa pemain yang memiliki bakat dapat dilihat dengan objektif dan secara rasional. Menurut Lakoff dan Johnson bahwa "melihat" adalah sebuah metafora utama untuk sebuah pengetahuan. Lakof dan johnson berpendapat seseorang menerima sejumlah informasi dan wawasan melalui pengelihatan dan oleh karena itu pengelihatan adalah sebuah pengalaman yang terbaik oleh para pelatih. 

Contohnya dengan individu dengan mengucapkan "sekarang saya mengerti" atau intinya saya tidak bisa lihat dengan sebuah logika pengelihatan akan menjadi sebuah pengetahuan dengan melihat juga dapat mengevaluasi karakteristik para pemain yang memiliki bakat.

Sebanyak 8 pelatih dari Denmark menjadi partisipan dalam penelitian ini, dimana para pelatih itu ditunjuk dengan pengalamanya dalam didunia sepak bola setidaknya sekitar 15- 20 tahun didunia pembinaan sepak bola. Partispan atau coach tidak hanya dari mantan atlet atau mantan pemain tmnas saja tetapi juga dari pelatih yang mempunyai gelar kesarjanaanya. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan metode wawancara.

Dari penelitian ini bahwa penulis ingin memberikan sebuah informasi dan wawasan terhadap para pelatih bagaimana dengan sebuah pengelihatan dapat menemukan pemain yang bebakat dari aspek sosial. Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalam pemahaman identifikasi bakat dalam dunia olahraga. Di dalam artikel ini penulis memberikan atau menyarankan agar para pelatih yang ingin mengetahui bakat pemain sepakbola dengan tiga pendekatan identifikasi bakat. 

Pertama pelatih menggunakan pengalaman praktis dimana para pelatih pengalaman tersebut melalui pekerjaan sebagai seorang kepramukaan. Dan diterapkan dalam nuansa permainan. Kedua para pelatih menggunakan teknik autetic dimana para pelatih berasumsi bahwa pemain yang memiliki bakat adalah pemain yang mau belajar dan dianggap pemain yang ingin bekerja keras dan berdedikasi. 

Katagori tersebut memainkan sebuah peran untuk menentukan. Ciri ciri tersebut adalah sebuah selera masing masing para pelatih tertentu. Dan yang ketiga adalah penelitian menunjukan bahwa sebagai pelatih bertindak sebagai arbiters of taste.

ULASAN

Artikel jurnal yang ditulis oleh penulis merupakan hasil laporan dengan penelitian analisis sosiologis dengan metode wawancara secara mendalam dari penelitian ini dengan pendekatan narasi dan juga deskripsi pelatih tentang dia melakukan dan belajar melakukan untuk menidentifikasi bakat pemain .Para pelatih akan difokuskan pada hubungan profesi pembinaan, identifikasi bakat, selera dan kisah hidup para pelatih.

Kemampuan seorang pelatih level atas untuk mengenali bakat "sejati" adalah dicari kualitas tetapi multidimensi struktur sepak bola berperan dominan dalam latihan dan latihan. Kegiatan memungkinkan altit dengan keterampilan dan kemampuan yang berprestasi dalam olahraga (Hohman dan seidei,2003) dengan kata lain sepak bola adalah olahraga dimana kualitas "benar" dan "salah" diidentifikasi tidak melalui beberapa faktor tunggal namun melalui seperangkat karakteristik yang beragam.

Sejak awal 1990 an jumlah penelitian yang menidentifikasi bakat dalam cabang sepak bola telah meningkat secara signifikat baik dalam ilmu maupun ilmu sosial (Williams dan Reilly, 2000) Penelitian ini dicirikan berkeinginan untuk mengidentifikasi pemain berbakat pada tahap awal untuk mengembangkan dalam jangka waktu lama.

Pelatih memiliki peran penting terhadap pembinaan bakat pemain sepak bola saat ini banyak pelatih yang hanya dengan intuisi dan pengalamanya dapat mengidentifikasi pemain itu memiliki bakat atau tidak. Dalam 10-15 tahun terakhir Einar seorang pelatih memilih untuk menyaksikan ribuan permainan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi bakat. penulis pun disini bertanya " apakah dia menulis dibuku catatan nya saat pertandingan telah berakhir" ? dia menjawab  "Umumnya hanya nama saja yang dia catat" dia tidak mncatat apapun tentang kualitas para pemain. Einar seorang pelatih memiliki kepercayaan pada " firasatnya" bahwa dia telah melihat suatu yang benar dan penting.

Ada sebuah sumbangan menarik untuk penelitian ini dimana Cushion dan Jones 2011 berbicara tentang kekuasan dan kekerasan. Pelatih banyak menggunakan otoriter tindakan untuk mendefinisikan dan mengkatagorikan pemain baik atau buruk. 

Hubungan antara hiraki antara pelatih dan pemain membangun sebuah katagori dimana Jones mengungkapkan bahwa pemain bagus adalah pemain yang menampilkan peran penting yang mirip ditetapkan oleh pelatih sedangkan pemain yang tidak bagus berati menolak apa yang diinginkan oleh pemain.

Dalam menganalisis wamancara mendalam penulis menggunakan metode fenolmologis yang dikenal sebagai Kondensasi yang terinspirasi oleh psikologi Amedeo Giorogi. Menurutnya sebuah fenomena metode penelitian sesuai dengan mempelajari struktur, dan variasi struktur dari pengalaman. Dalam analisis yang mendalam wawancara, penulis menggunakan 4 langkah dalam melakukan wawancara

Langkah pertama menidentifikasi makna alami yang diungkapkan oleh subjek, langkah kedua menjelaskan tema sentral , langkah ketiga menggambarkan struktur yang ada dan gaya praktik dalam kaitanya sepak bola. Dan langkah keempat menjelaskan struktur umum untuk menghubungkan dengan temuanya. 

Dari hasil wawancara penulis hanya memberikan 3 tema pelatih dalam menentukan atau mengidentifikasi para pemain yang memiliki bakat bermain sepak bola. Pertama adalah dengan pelatih menggunakan pengalaman visual dimana pelatih menggunakan pengelihatanya bahwa pemain itu bagus dan memiliki bakat.

Kedua adalah melihat pemain yang berdeikasi tinggi dan berkerja keras adalah sebuah gambaran bahwa pemain itu bersungguh sungguh. Faktor penentu dalam pengembangan pemain sepak bola muda adalah " karakter dan "sikap" terhadap latihan dan permainan menrut para pelatih bahwa pemain berbakat memiliki dorongan untuk sukses dan sinyal akan ketekunan. 

Yang terakhir adalah pelatih memiliki sikap yang mendefenisikan talenta sepak bola sesuai filosofi pelatih sendiri. Dalam sepak bola Denmark memiliki pandangan yang sangat berbeda dari sepak bola dari negara lainya. Karena identifikasi bakat adalah sebuah filosofi kami sebagai pelatih. Dengan demikian penelitian ini menujukan bahwa ketergantungan pada pengalaman dan visual menjadikan aspek terpenting dalam identifikasi bakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun